Kamis, 01 April 2021 22:06

Kementan Optimalkan Program Gerdal OPT Padat Karya di Berbagai Wilayah

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi. (Foto: Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan)
Ilustrasi. (Foto: Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan)

Gerdal OPT Akabi Padat Karya merupakan bagian dari tindakan pengelolaan untuk menekan populasi/serangan OPT pada tanaman kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, dan ubi kayu.

RAKYATKU.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mengoptimalkan percepatan program Gerakan Pengendalian OPT Aneka Kacang dan Umbi (Akabi) Padat Karya di berbagai wilayah.

Salah satunya di Provinsi Lampung dalam rangka memaksimalkan pemenuhan kebutuhan pangan nasional sekaligus menyejahterakan petani di masa pandemi COVID-19.

Hal itu mendapat dukungan penuh dari BPTPH Provinsi Lampung. "Kami siap dukung dan bantu pelaksanaan kegiatannya di tingkat lapangan. Kami juga upayakan agar kegiatan yang dianggarkan pusat ini bisa terealisasi 100 persen," kata Kepala Seksi Pengendalian dan Laboratorium BPTPH Provinsi Lampung, Andrio Putra Gunawan, Kamis (1/4/2021).

Baca Juga : Mentan RI Amran Tinjau Lokasi Sebelum Kunker Presiden Jokowi di Bone

Gerdal OPT Akabi Padat Karya merupakan bagian dari tindakan pengelolaan untuk menekan populasi/serangan OPT pada tanaman kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, dan ubi kayu di masa pandemi. Baik melalui upaya preemtif maupun responsif. Kegiatan ini melibatkan petani, petugas POPT, Dinas Pertanian, dan petugas Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH).

Kelompok tani (poktan) yang telah melaksanakan kegiatan tersebut di antaranya Poktan Mandiri, Desa Waykalam, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Lahan yang dikendalikan yaitu pertanaman kacang tanah varietas lokal tuban yang terserang penyakit karat daun.

Hasil pengamatan petugas POPT Kecamatan Penengahan didapatkan bahwa pertanaman kacang tanah milik Poktan Mandiri terserang penyakit karat daun dengan intensitas ringan. Dipilihlah jenis bahan pengendali untuk digunakan berupa fungisida nabati.

Baca Juga : Mentan Serahkan Bantuan Pertanian Senilai Rp410 Miliar untuk Bencana di Sulsel

"Intensitas penyakitnya, kan, masih di bawah ambang kendali, jadi kami putuskan gerdal pakai fungisida nabati saja. Selain lebih aman buat petani, lebih ramah lingkungan juga," kata Safrudin, salah satu petugas POPT.

Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Mohammad Takdir Mulyadi, yang berkesempatan langsung turun ke lokasi kegiatan mengatakan, "Kami mendukung setiap kegiatan yang mengarah pada ramah lingkungan. Ke depan rencananya Kami buat program untuk lebih memberdayakan petani membuat bahan pengendaliannya sendiri, misalnya dengan Agens Pengendali Hayati (APH)."

Selain itu, Takdir juga berharap agar kegiatan Gerdal OPT Padat Karya dapat segera dilaksanakan di berbagai wilayah lainnya yang telah mendapat alokasi.

Baca Juga : Indonesia Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian dengan Iran

“Harapan kami kegiatan cepat direalisasikan, jadi bantuanpun dapat segera diberdayakan oleh petani. Target kami pada bulan April maksimal 80%-nya sudah terealisasi," jelas Takdir.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, mendukung penuh Pelaksanaan Gerdal sebagai salah satu bentuk pengawalan produksi tanaman pangan dari serangan OPT. "Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dinas pertanian tingkat provinsi maupun kabupaten berserta jajarannya hingga petugas lapangan (POPT dan penyuluh) serta masyarakat (petani) selalu bersinergi mengawal pengamanan produksi tanaman pangan dari serangan OPT,” jelas Suwandi.

Hal tersebut sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, yaitu semua jajaran Kementan dari pusat sampai daerah harus terus mengawal dan mengamankan produksi tanaman pangan nasional dari serangan OPT.

#Kementerian Pertanian