RAKYATKU.COM - Sistem kesehatan di banyak kota besar di Brasil terancam kolaps karena kasus Covid-19, demikian diperingatkan lembaga kesehatan ternama negara tersebut, Fiocruz.
Lebih dari 80 persen ranjang perawatan ICU terpakai di 25 ibu kota dari 27 negara bagian Brasil. Para ahli memperingatkan, varian virus corona yang sangat menular di Brasil mungkin memiliki efek langsung di wilayah tersebut dan sekitarnya.
“Brasil adalah ancaman bagi kemanusiaan,” jelas ahli epidemiologi Fiocruz, Jesem Orellana kepada AFP, dilansir BBC, Rabu (10/3).
Baca Juga : Wali Kota Makassar Ingatkan Varian Baru Covid-19
Negara tersebut mencatat lebih dari 266.000 angka kematian dan 11 juta kasus sejak awal pandemi. Negara ini mencatat angka kematian tertinggi kedua di dunia setelah AS dan kasus infeksi terbanyak ketiga di dunia.
Kendati demikian, Presiden Jair Bolsonaro secara konsisten menentang tindakan karantina dan usulan para pakar dalam mengatasi pandemi.
Pada Selasa, Brasil melaporkan 1.972 kematian karena Covid-19, rekor harian terbaru. Menurut Fiocruz, 15 ibu kota negara bagian yang memiliki ICU dengan kapasitas lebih dari 90 persen termasuk Rio de Janeiro, Brasilia, dan Sao Paulo.
Baca Juga : Waspada! COVID-19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia
Dua kota - Porto Alegre dan Campo Grande – telah melebihi kapasitas ICU.
Dalam laporannya, lembaga tersebut memperingatkan angka-angka itu merujuk pada “kelebihan beban dan bahkan runtuhnya sistem kesehatan”.
“Yang terbaik yang bisa kami lakukan adalah mengharapkan keajaiban vaksinasi massal atau perubahan radikal dalam manajemen pandemi,” jelas Orellana.
Baca Juga : Berlaku 17 Juli 2022, Kemenhub Terbitkan Surat Edaran Perjalanan Dalam dan Luar Negeri
Pada Selasa, Brasil juga mencatat lebih dari 70.000 kasus, meningkat 38 persen pada pekan lalu, menurut media lokal. Lonjakan kasus dikaitkan dengan penyebaran varian virus yang sangat menular - bernama P.1 - yang diduga berasal dari kota Manaus di Amazon.
Data awal dari Universitas Sao Paulo, Imperial College London dan Universitas Oxford menunjukkan varian P.1 bisa dua kali lebih menular dari versi asli virus.
Pekan lalu, sejumlah pakar menyampaikan kepada surat kabar Valor Economic angka kematian bisa segera melampaui 2.000 per hari. Mereka memperingatkan cara untuk menghindari hal ini adalah pemerintah federal melakukan koordinasi perang melawan virus, merekomendasikan lockdown, penggunaan masker, dan vaksinasi massal.
Baca Juga : Cegah Penyebaran Covid-19 Jelang Pembelajaran Tatap Muka Pemkot Makassar Lakukan Penyemprotan Disinfektan
sumber: merdeka.com