RAKYATKU.COM - Ketua PB IDI terpilih sekaligus Ketua Tim Mitigasi COVID-19 PB IDI, Muhammad Adib Khumaidi, mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan ruangan dengan jendela terbuka lebih baik saat masa pandemi.
Ruangan berjendela dipandang lebih sehat ketimbang lokasi ber-AC. "Di kondisi pandemi, AC kurang dianjurkan. Jadi kami lebih menganjurkan untuk membuka jendela," kata Adib dikutip dari Republika, Sabtu (6/2021).
Saat ini rekomendasi lain WHO selain menjaga jarak, mengenakan masker, mencuci tangan, yakni membuka jendela.
Baca Juga : Wali Kota Makassar Ingatkan Varian Baru Covid-19
Sirkulasi udara yang tidak baik telah menyebabkan klaster kantor yang terjadi selama ini. Sebagian besar klaster kantor terjadi di ruangan ber-AC.
Sebuah pelajaran penting di Korea Selatan pada sebuah restoran beberapa waktu lalu menunjukkan, penularan COVID-19 dari satu orang ke orang lain, padahal tidak saling berkontak langsung terjadi di ruangan ber-AC.
Kemudian, apabila kondisi tidak memungkinkan membuka jendela, misalnya saat berada di gedung-gedung tinggi, disarankan penggunaan air purifier dengan HEPA filter. Filter membantu menjaga kondisi ventilasi dalam suatu ruangan.
Baca Juga : Waspada! COVID-19 Varian XBB Terdeteksi di Indonesia
Beberapa waktu lalu, ada teori yang mengatakan ion-ion tertentu bisa membantu mensterilkan ruangan. Hal ini masih membutuhkan pembuktian secara ilmiah.
Ruangan dengan jendela terbuka juga disarankan bagi orang yang menjalani isolasi mandiri baik itu yang bergejala ringan atau tanpa gejala (OTG).
"Karena itu, diharapkan saat isolasi mandiri, supaya menggunakan udara terbuka. Penggunaan AC dibatasi. Ini yang paling direkomendasikan," katanya.
Baca Juga : Berlaku 17 Juli 2022, Kemenhub Terbitkan Surat Edaran Perjalanan Dalam dan Luar Negeri
Kalaupun ruangan yang digunakan untuk isolasi mandiri ber-AC, sebaiknya segera membersihkan AC dalam ruangan itu setelah selesai digunakan isolasi mandiri.