RAKYATKU.COM - Belasan orang berdiri di sebuah panggung. Semuanya mengenakan masker. Di depan mereka di atas meja, ada kue tar dengan lilin yang menyala.
Ketua DPD PDIP Bali sekaligus Gubernur Bali, I Wayan Koster salah satu di antaranya.
Saat tiba giliran meniup lilin, Koster bersama dua orang lainnya tampak melepas masker. Mereka meniup lilin bersamaan. Dilanjutkan pemotongan tumpeng.
Baca Juga : Rayakan Lebaran, Jaga Diri dan Keluarga Dengan Tetap Patuhi Prokes
Koster menyuapkan potongan tumpeng ke seorang peserta acara. Setelah itu, masih dengan sendok yang sama, dia menyuapkan tumpeng ke orang kedua.
Momen suap-suapan itu langsung jadi sorotan. Apa artinya memakai masker, tetapi saat makan menggunakan satu sendok yang sama untuk beberapa orang?
Setelah videonya viral, I Wayan Koster langsung mengklarifikasi. Dia ngotot tak melanggar protokol kesehatan. Dia justru menyebut acara tersebut telah menerapkan protokol kesehatan dengan sangat tertib.
Baca Juga : Hong Kong Segera Longgarkan Pembatasan Covid-19
Acara tersebut berlangsung di aula kantor DPD PDIP Bali pada 23 Januari 2021. Digelar dalam rangka merayakan kesuksesan Pilkada 2020 dan peringatan HUT PDIP dan ulang tahun Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.
Dikutip dari Kompas.com, Koster mengatakan, seluruh tamu yang hadir sudah mengikuti tes antigen dan dinyatakan negatif Covid-19.
Soal momen suap-suapan itu, Koster mengatakan terjadi secara spontan. "Karena spontan dan cepat, sempat terjadi satu sendok dipakai untuk dua orang. Sisanya yang tujuh orang memakai sendok yang semuanya berbeda," kata dia.
Baca Juga : Gelar Operasi Keselamatan, Satlantas Jeneponto Edukasi Kepatuhan Berlalulintas dan Protokol Kesehatan
Ahli epidemiologi Universitas Airlangga (Unair), Windhu Purnomo mengatakan, pemerintah harus memberi sanksi. Apalagi, pelakunya tokoh publik yang menjadi harusnya teladan bagi masyarakat luas.
Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman juga menyayangkan adanya pihak yang tetap menggelar acara dan menimbulkan kerumunan di tengah pandemi.
"Ini salah kaprah, dalam hal protokol kesehatan dan juga masalah tes ini. Terkesan seperti tools-tools ajaib. Ini berbahaya sekali," kata Dicky seperti dikutip dari Kompas.com.