RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Hari ini, 23 Januari 2021 diperingati sebagai Hari Perlawanan Rakyat Luwu (HPRL) ke-75 dan juga Hari Jadi Luwu (HJL) ke-753. Semangat juang di momentum ini diharapkan terus hidup dan menjadikan masyarakat Luwu Raya bisa terus bersinergi.
"Pemerintah daerah dan masyarakat di empat kabupaten/kota se-Luwu Raya, harus terus bersinergi dalam menghadapi berbagai persoalan. Salah satu yang paling kekinian adalah bagaimana menghadapi pandemi Covid-19 secara bersama," kata Anggota DPR RI Dapil Sulsel III Muhammad Fauzi.
Menurutnya, forum lintas pemerintah Luwu, Palopo, Luwu Utara dan Luwu Timur perlu dibuat. Sebab, keempat daerah yang berada di kawasan Luwu Raya ini perlu kesamaan visi agar menjadi kekuatan menapaki tiap tantangan.
Baca Juga : Waspada! Oknum Catut Nama Anggota DPR RI Muhammad Fauzi untuk Penipuan di Medsos
"Sinergitas tentu akan menjadi kekuatan tersendiri yang pada akhirnya akan memberikan solusi bersama atas segala macam persoalan yang dihadapi. Juga akan berdampak pada soliditas masyarakat yang semakin kuat," kata Korwil Dapil Sulsel III Bappilu DPP Golkar ini.
Tahun ini, perayaan Hari Jadi Luwu dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu dipusatkan di Kabupaten Luwu Utara. Panitia mengambil tema Sinergi Tana Luwu Aman dan Sehat.
Hari perlawanan rakyat Luwu ditandai dengan serangan para pemuda serentak terhadap kedudukan pasukan Belanda di kota Palopo pada 23 Januari 1946. Sebelumnya, para pemuda memberikan ultimatum agar Belanda meninggalkan Palopo dan menghentikan teror kepada warga.
Baca Juga : Luwu Utara Jadi Kabupaten Penerima Manfaat Terbesar Program TPS3R di Selo Selatan
Dalam pertempuran ini, pihak Australia membantu pasukan Belanda dengan melepaskan tembakan-tembakan ke arah Istana Luwu. Belanda juga mendatangkan pasukan bantuan dari Makassar, sehingga mereka berhasil menguasai Palopo.
Para pemuda dipimpin Andi Jemma akhirnya memutuskan melakukan perlawanan dengan metode berpindah-pindah tempat dan tetap menjalankan pemerintahan.