Kamis, 07 Januari 2021 11:52

Bikin Merinding, Penduduk Desa di Danau Anjikuni Tiba-tiba Hilang Secara Misterius

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto: www.kaskus.co.id
Foto: www.kaskus.co.id

Kita yang lahir pada saat ini hanya bisa menerka-nerka sebenarnya apa sih yang terjadi pada waktu itu.

RAKYATKU.COM - Pada musim dingin tahun 1930, seorang pria bernama Joe Labelle tengah menyusuri pedalaman Kanada Utara. Pria yang berprofesi sebagai pemasang jebakan berang-berang itu kemudian memutuskan untuk berteduh ketika cuaca tiba-tiba memburuk.

Hujan salju serta suhu dingin yang menusuk membuat Labelle pergi ke desa Suku Inuit terdekat sambil menunggu cuaca kembali membaik.

Namun, sesampainya di desa salah satu Suku Inuit, Labelle terkejut karena melihat pemandangan yang tak lazim dilihatnya.

Baca Juga : Heboh, Pria Memakai Kaos Oblong Bersarung Biru Munculkan Uang dari Balik Bantal

Lebelle bukanlah orang kemarin sore. Ia sudah mengenal kawasan pedalaman Kanada Utara karena biasa menjadikan tempat tersebut sebagai sumber mata pencaharian.

Maka, ketika cuaca memburuk, ia pun memutuskan untuk pergi ke sebuah desa yang ada di tepi Danau Anjikuni. Kebetulan sekali desa tersebut biasa menjadi tempat singgah dari para pedagang dan pemasang jebakan.

Labelle pun tiba di desa yang dituju. Namun, sesampainya di sana, ia sangat bingung karena berada dalam kondisi yang tak berpenghuni. Melihat kondisi tersebut, ia kemudian berkeliling sejenak dengan harapan dapat menemukan penduduk desa yang masih tinggal di sana.

Baca Juga : Wanita Ini Cek Rekening Bank Setelah 60 Tahun, Perubahan Saldonya Bikin Kaget

Namun, upaya yang dilakukan gagal. Tidak satu pun penduduk desa yang berhasil ditemukan olehnya.

Ketika tengah berkeliling mencari penduduk desa, Labelle kemudian melihat api unggun yang menyala di desa tersebut. Ketika ia melongok ke dalam gubuk, ia pun menemukan timbunan senjata, pakaian, serta makanan di dalamnya.

Ia menduga kalau penduduk meninggalkan desa secara beramai-ramai dengan tergesa-gesa. Namun, ia pun bingung karena kalau benar para penduduk mengungsi, mereka seharusnya membawa perbekalan yang cukup.

Baca Juga : Viral Petani Ukraina "Curi" dan Tarik Tank Rusia Pakai Traktor

Labelle melanjutkan pengecekan di kawasan sekitar desa untuk menemukan jejak kaki atau petunjuk apa pun dari penduduk desa. Namun, upayanya tidak membuahkan hasil.

Merasa gelisah akan situasi tersebut, Labelle pun membatalkan niatnya untuk berisitirahat di desa itu.

Ia lantas pergi ke pos telegram terdekat yang ada di kota untuk memberikan kabar kepada temannya tentang peristiwa yang dialaminya.

Baca Juga : Pria Ini Kesulitan Bernapas Bertahun-tahun, Ternyata Ada Gigi Tumbuh di Rongga Hidung

Beberapa jam setelah mengirimkan kabar telegram, Armand Laurent - rekan sesama pemasang jebakan dan dua orang putranya beserta sejumlah anggota kepolisian Kanada tiba di lokasi.

Selama perjalanan menuju desa, pihak kepolisian mencoba mengorek informasi dari Laurent dan dua putranya tentang ada atau tidaknya kejanggalan di kawasan tersebut salama beberapa hari terakhir.

Laurent lantas menjawab kalau dirinya memang merasakan keanehan di kawasan ini. Beberapa hari sebelumnya ia mengaku kalau beberapa hari sebelumnya sempat melihat benda bercahaya melayang di udara. Benda bercahaya tersebut dapat berubah bentuk dan terlihat menuju Danau Anjikuni.

Baca Juga : Lagi Viral, Bersandal Jepit Tenteng Kresek Berisi Uang Rp 300 Juta

Rombongan polisi akhirnya tiba di kota dan bertemu dengan Labelle. Saat mereka mengunjungi desa yang dimaksud, pihak kepolisian memang menemukan jika desa yang bersangkutan sudah tidak berpenghuni.

Keanehan semakin menjadi ketika mereka memeriksa kompleks pemakaman di dekat desa. Mereka melihat liang-liang kuburan yang ada di sana sudah berada dalam kondisi terbuka dan mayat-mayatnya pun menghilang.

Polisi berusaha memutar otak untuk mencari tahu siapa pelaku dari hilangnya mayat-mayat yang ada di makam. Melihat kondisi tanah yang membeku dan mengeras, mereka yakin kalau pelakunya bukanlah hewan liar.

Baca Juga : Lagi Viral, Bersandal Jepit Tenteng Kresek Berisi Uang Rp 300 Juta

Polisi pun sangat yakin kalau pelakunya bukanlah anggota Suku Inuit yang lain karena Suku Inuit memiliki kepercayaan bahwa kegiatan membongkar kuburan adalah hal yang terlarang. Polisi juga menemukan adanya bebatuan tegak berdiri di samping masing-masing liang.

Melihat kejanggalan ini, polisi membentuk tim pencari fakta di manakah penduduk desa tersebut. Mereka gagal menemukan penduduk desa, namun berhasil menemukan beberapa anjing yang sudah mati karena kelaparan dan tertimbun salju.

Padahal anjing-anjing tersebut hanya berjarak beberapa meter dari tempat penyimpanan timbunan makanan penduduk desa setempat. Mereka bertanya-tanya apakah anjing-anjing itu mati sebelum atau sesudah penduduk setempat meninggalkan desanya.

Baca Juga : Lagi Viral, Bersandal Jepit Tenteng Kresek Berisi Uang Rp 300 Juta

Ketika malam hari tiba, polisi juga sempat melihat kilatan cahaya aneh di langit Danau Anjikuni. Memang pemandangan bercahaya bukanlah hal yang aneh di tempat tersebut karena aurora kerap muncul di tempat tersebut.

Akan tetapi, mereka yakin kalau cahaya aneh yang dilihat bukanlah aurora karena kalau memang aurora seharusnya berbentuk menyerupai tirai bercahaya pucat. Namun, cahaya yang mereka lihat kali ini berwarna kebiruan dan bergetar.

Kasus hilangnya penduduk desa Danau Anjikuni sendiri pertama kali jadi bahan konsumsi pers setelah surat kabar Le Pas, Manitoba memuat berita tersebut pada bulan November 1930.

Baca Juga : Lagi Viral, Bersandal Jepit Tenteng Kresek Berisi Uang Rp 300 Juta

Namun, kasus ini baru menyita perhatian publik dunia setelah Halifax Herald menyebut desa tersebut sebagai “Desa Orang Mati” dalam headline surat kabarnya. Berbagai spekulasi pun bermunculan, mulai dari yang sifatnya masuk akal hingga yang tidak masuk akal.

Kemudian pada tahun 1959, penulis Frank Edwards menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Stranger than Science” yang mana kasus hilangnya penduduk Desa Danau Anjikuni turut disertakan di dalamnya.

Kepolisian Kanada turut bereaksi atas terbitnya buku tersebut dengan menyatakan kalau kasus raibnya penduduk desa di Danau Anjikuni sebenarnya tidak pernah terjadi.

Baca Juga : Lagi Viral, Bersandal Jepit Tenteng Kresek Berisi Uang Rp 300 Juta

Meski sejumlah pihak menganggap apa yang ditulis Edwards telah dilebih-lebihkan, namun klaim dari pihak kepolisian tidak serta merta ditelan begitu saja oleh masyarakat.

Pasalnya sudah ada dokumentasi dari media sejak tahun 1930-an yang mengarah pada kebenaran dari tulisan Edwards. Untuk mengatasi kekhawatiran publik, pihak kepolisian Kanada pun melakukan penyelidikan baru.

Hasilnya, mereka menyatakan bahwa Suku Inoit memang hidup secara nomaden alias berpindah-pindah. Namun, penjelasan tersebut tidak lantas membuat semua pihak merasa puas.

Baca Juga : Lagi Viral, Bersandal Jepit Tenteng Kresek Berisi Uang Rp 300 Juta

Hal itu disebabkan karena cukup banyaknya anggota kepolisian yang membenarkan kalau mereka telah melihat cahaya aneh di atas langit Danau Anjikuni.

sumber: keepo.me

#viral #aneh