RAKYATKU.COM,JENEPONTO -- Komposisi bantuan program sembako Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Bantuan Sosial Pangan (BSP) di Jeneponto berubah.
Perubahan tersebut diambil dalam hasil rapat tingkat Kabupaten Jeneponto bersama unsur tim koordinasi dan pendamping beserta supplier.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Jeneponto, Nirmala Suaib membenarkan adanya perubahan komposisi program sembako tersebut, Selasa (17/11/2020).
Baca Juga : Desa Wisata Kassi Rumbia, Jadi Tuan Rumah Peluncuran Program Ekosistem Keuangan Inklusif
"Betul ada perubahan komposisi program sembako. Jadi ikan segar diambil langsung dimasukkan dalam boks dengan tiga kali lapisan es batu, lalu diangkut dalam mobil boks freezer," ujarnya.
Selain ikan segar, kata dia, juga akan dibagikan sayuran padat kepada penerima manfaat yang akan diambil di Kecamatan Rumbia sebagai daerah penghasil sayur mayur.
Dia bilang, otomatis hal ini sangat membantu petani dan lembaga yang ada di desa karena pangsa pasar hasil bumi petani jelas bertambah. Berarti pendapatan petani meningkat pula.
Baca Juga : Pemkab Jeneponto dan PLN Punagaya Jajaki Kerjasama Pemanfaatan Limbah Bonggol Jagung
"Apalagi dalam penjualan hasil bumi petani bermitra dengan lembaga-lembaga yang ada di desa dalam hal packaging dan pemasarannya. Jadi ada value added dari hasil bumi itu sendiri," terangnya.
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) diberikan bantuan sembako berupa ikan bandeng segar tiga ekor, telur 15 butir, dan beras premium 10 kilogram.
Selain itu, KPM di Jeneponto juga diberikan sayur-sayuran berupa kentang, wortel, labu siam, dan tomat.
Baca Juga : Sabung Ayam di Jeneponto Berujung Tragis, 1 Tewas dan Dua Orang Kritis di Rumah Sakit
"Sebelumnya kami dibagikan ikan kaleng sama telur dan beras. Sekarang ikan kaleng sudah tidak ada, saya juga dikasi sayur-sayuran dan ikan bandeng tiga ekor," ucap Ratna, salah satu penerima manfaat di Kecamatan Bangkala Barat.
Dari perubahan tersebut, pihak supplier dari selaku penyedia barang mengaku mengambil bahan sayuran dari wilayah Jeneponto sendiri untuk menggerakkan ekonomi lokal masyarakat.
Baca Juga : Kanwil Kemenkumham Sulsel Lakukan Pendampingan Penilaian KKP HAM dan Pelaporan Aksi HAM di Tiga Kabupaten
"Sayuran segar kita ambil dari masyarakat langsung melalui gapoktan (gabungan kelompok tani). Ini tentunya bertujuan agar ekonomi di tingkat bawah terus bergerak di tengah pandemi Covid-19," terang Abdul Rahim selaku supplier.
Untuk packing sayur-sayuran, tambah Rahim, juga menyerap tenaga kerja warga sekitar.
"Pihak kami juga meyiapkan mobil box freezer atau mobil thermo pendingin untuk mendistribusikan ikan agar terjaga dan terjamin kesegarannya," ujar Rahim, Senin (16/11/2020).