RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Gagal mendiskualifikasi Mohammad Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Danny-Fatma) dari Pilkada Makassar 2020, skenario “busuk” makin gencar dilakukan kubu tertentu untuk melemahkan pasangan nomor urut 1 yang di hasil survei profesional unggul jauh dari rivalnya.
Seolah kehabisan akal, beberapa karya dan produksi tim, relawan Danny-Fatma, ikut dijadikan “bulan-bulanan”. Mulai produksi video yang berisi kampanye positif, meme-meme, diedit sedemikian rupa yang memuat pesan kampanye hitam. Lalu, mereka bagikan ke media sosial. Termasuk ke beberapa grup WhatsApp.
Hampir tiap saat, selalu saja ada hasil pelesatan atau isu hoaks yang dipaksakan dimasukkan. Seperti di beberapa video yang dipotong, lalu menuliskan narasi dan gambar sesuka hatinya untuk menjatuhkan Danny-Fatma.
Baca Juga : Wali Kota Makassar Apresiasi Haters dalam Pengawalan Pemerintahan ADAMA
Bukan hanya produksi positif Danny-Fatma yang dipelesetkan dan di edit sedemikian rupa, isu serangan yang berbau fitnah dan hoaks juga gencar dialamatkan ke satu-satunya pasangan representasi perempuan di Pilkada Makassar itu.
Bahkan ada yang mencoba merekayasa tudingan, seolah-seolah di intimidasi oleh pendukung Danny-Fatma. Begitu juga selalu berusaha memaksakan kalau Danny-Fatma “menghalalkan” aksi kekerasan. Termasuk mengkondisikan beberapa ASN untuk menebar fitnah ke Danny.
Dari berbagai kesempatan, Juru Bicara Danny-Fatma, Indira Mulyasari, mengingatkan dan mengimbau kubu rival untuk bertarung gagasan dan ide demi Makassar terus tambah baik. Bukan dengan cara-cara yang menghalalkan sesuatu demi ambisi.
Baca Juga : Isi Akhir Pekan di Pagi Hari, Danny-Fatma Kompak Gowes hingga Bantimurung
"Kesatria itu bertarung gagasan, bukan saling serang, saling tuding, dan saling fitnah. Pilkada adalah ajang memberi solusi,” imbau Indira.
Pasangan Danny Pomanto di Pilkada 2018 ini mengaku heran dengan cara yang tidak terpuji oknum tertentu, terutama pasca-hasil survei yang menempatkan Danny-Fatma unggul jauh dari para kompetitornya.
“Mungkin ada yang kepanikan, kalau panik sebaiknya anda terapi, atau jangan-jangan ada yang takut berpilkada,” ucapnya.