RAKYATKU.COM - Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) terbentuk pada 12 November 1976. Hadirnya KKSS ini oleh 27 tokoh dan pemuka masyarakat asal Sulawesi Selatan.
Tahun 2020, KKSS telah resmi terbentuk selama 44 Tahun. Di usia 44 tahun, BPP KKSS telah memiliki pengurus wilayah (provinsi), kabupaten/kota, luar negeri, pilar, dan badan otonom. Puncak peringatan hari jadi KKSS ke-44 dipusatkan di Senayan Golf Club, Jakarta, Ahad (15/11/2020).
Acara yang dikemas dengan silaturahmi dan makan siang bersama pengurus, tokoh-tokoh masyarakat Sulsel pendiri dan mantan ketua umum BPP KKSS. Dalam puncak perayaan 44 Tahun KKSS ini dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman.
Baca Juga : Ucapkan Selamat ke Andalan, Duta Besar Inggris Dominic Jermey Tertarik Jalin Kerjasama Inggris - Sulsel
Sembari berbincang akrab, Wagub Sulsel bersama tetamu menyantap berbagai hidangan khas Sulawesi Selatan. Acara ini pun bernuansa adat Bugis Makassar, di bagian panggung, terdapat hiasan lamming perpaduan warna hijau-kuning.
Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, "Alhamdulillah, ini tahun kedua kami bersama berkumpul (peringati hari jadi KKSS) di Jakarta," ujarnya.
Dia pun menyampaikan, bahwa pada semester I untuk aahun anggaran 2020, Provinsi Sulawesi Selatan meraih peringkat pertama dalam realisasi serapan APBD Provinsi se-Indonesia. Persentase itu melebihi persentase secara Provinsi bahkan secara Nasional, yakni 62,55%.
Baca Juga : Andalan Hati Unggul Quick Count dan Real Count Sementara Pilgub Sulsel 2024
Dia pun mengakui, hadirnya KKSS di berbagai daerah sangat membantu Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
"Seperti saat kerusuhan di Wamena (Papua) pada September 2019 lalu. Saat berkunjung di sana, saya dijemput oleh Ketua KKSS (setempat). Koordinasi menjadi terpusat kepada KKSS untuk mendata warga Sulsel yang terdampak kerusuhan serta lebih memudahkan pembagian bantuan dari Pemerintah. Kami percaya KKSS bisa lebih baik dan sukses," ungkapnya.
Di akhir sambutannya, Andi Sudirman menyampaikan sebuah falsafah kehidupan masyarakat Bugis, "Lao sappa deceng lisu mappideceng," ujarnya atau yang bermakna pergi untuk mencari kebaikan, setelah itu kembali untuk menyebarkan kebaikan.