RAKYATKU.COM,JENEPONTO - Kasihan Pak Lurah. Dia dikeroyok warganya sendiri. Penganiayaan bermula dari ucapan beberapa orang dengan kata-kata kotor.
Korban bernama Muhammad Haidir. Dia lurah di Tonrokassi, Kecamatan Tamalatea, Jeneponto. Penganiayaan terjadi di Kampung Ci'nong di depan kantornya.
Warga setempat, Daeng Pudding (26) mengaku menyaksikan kejadian tersebut.
"Saya lihat sendiri Pak Lurah (Muhammad Haidir) dikeroyok depan kantor. Bahkan, (saya) sempat ji melerai, tapi saya juga dihantam," tutur Daeng Pudding, Rabu (4/11/2020).
Baca Juga : Desa Wisata Kassi Rumbia, Jadi Tuan Rumah Peluncuran Program Ekosistem Keuangan Inklusif
Dia tak tahu mengapa Pak Lurah dikeroyok warga. "Waktu kejadian banyak sekali massa Pak yang datang di kantor lurah. Saya tidak tahu apa maksud kedatangannya," kata dia.
Kapolsek Tamalatea, Iptu Hamka mengatakan, kepala Kelurahan Tonrokassi diduga menjadi korban penganiayaan. Anggota dari polsek sudah mendatangi tempat kejadian.
"Korbannya Pak Lurah, dia seorang pejabat negara. Iya, korban sudah melaporkan dugaan penganiayaan," ujarnya kepada Rakyatku lewat sambungan telepon, Rabu (4/11/2020).
Baca Juga : Jenazah Anak Laki-laki Tanpa Identitas Disimpan di RSUD Batara Siang Pangkep, Diduga Korban Penganiayaan
Hamka menjelaskan, Haidir saat itu sedang melakukan mediasi kepada warganya, Arifin di kantor lurah. Terkait rencana jual beli rumah.
Ternyata mediasi berakhir buntu. Arifin emosi. Tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya dan keluar dari kantor sambil mengeluarkan kata-kata kotor.
"Pak Lurah te**ng, Pak Lurah anak su**d**la," begitu kata-kata Arifin seperti ditirukan Iptu Hamka berdasarkan keterangan korban dan saksi mata.
Baca Juga : Tagih Utang Berujung Penganiayaan, Pelaku Ditangkap Polsek Bontoala
Tersinggung dengan kata-kata kotor itu, Haidir ikut keluar membuntuti Arifin. Dia bertanya mengapa Arifin berkata kotor seperti itu.
Bukannya reda, Arifin malah tambah menjadi-jadi. Dia kembali melontarkan ucapan tidak pantas lagi, "Kenapa Pak Lurah anak su**n**la?" lanjut Iptu Hamka.
Selanjutnya, Arifin dibantu rekannya, Anwar dan Budi menyerang dan menganiaya Pak Lurah.
Baca Juga : Pemkab Jeneponto dan PLN Punagaya Jajaki Kerjasama Pemanfaatan Limbah Bonggol Jagung
"Setelah memukul, berdasarkan keterangan korban, ketiga orang tersebut meninggalkan tempat. Pelaku belum kita amankan karena baru tadi diambil laporannya korban. Sementara dalam pemeriksaan untuk penyelidikan," tutup Iptu Hamka.