Rabu, 21 Oktober 2020 11:06

Vaksin Covid-19 Tidak Akan Tersedia sebelum Pilpres AS

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

"Namun sejujurnya, politik terlibat, dan tidak apa, mereka ingin memainkan permainan mereka. Akan ada setelah pemilu."

RAKYATKU.COM - Prediksi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bahwa vaksin Covid-19 akan siap sebelum Hari Pemilihan pada 3 November, tidak akan terpenuhi.

Pada Jumat (16/10/2020), raksasa perusahaan farmasi Pfizer mengumumkan tidak akan meminta izin darurat untuk merilis vaksin virus corona hingga akhir November.

Dua calon vaksin lainnya yang diunggulkan masih dalam penangguhan. Yang keempat kemungkinan tidak akan membuahkan hasil sampai akhir tahun.

Baca Juga : Gebyar Vaksin Covid-19, Pemkab Gowa Siapkan Doorprize Puluhan Sepeda Motor

Trump berulang kali mengatakan vaksin akan tersedia bagi banyak orang sebelum pemilu, sebagai bagian dari "Operation Warp Speed" yang sangat dibanggakan pemerintah, untuk mempercepat pengembangan vaksin. Para ilmuwan terkemuka dari dalam dan luar pemerintahan sejak lama mengatakan tenggat itu tidak realistis.

Awal bulan ini, Trump mengakui hal tersebut dan menyalahkan politik, tanpa penjelasan lebih jauh.

"Saya kira seharusnya kita memperoleh vaksin sebelum pemilu," kata Trump dalam sebuah video di Twitter tak lama setelah di izinkan keluar dari rumah sakit setelah mendapat perawatan Covid-19.

Baca Juga : Pria Ini Divaksinasi 90 Kali demi Jual Kartu Vaksin Palsu

"Namun sejujurnya, politik terlibat, dan tidak apa, mereka ingin memainkan permainan mereka. Akan ada setelah pemilu."

Dalam pernyataan pada Jumat (16/10/2020), CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan perusahaan itu pada akhir Oktober mungkin sudah mengetahui apakah vaksinnya berhasil. Namun, itu tidak akan mencapai tonggak keamanannya sampai akhir November.

"Keselamatan adalah, dan akan tetap, menjadi prioritas nomor satu kami," tulis Bourla.

Baca Juga : Kemenkes Angkat Bicara Soal Dosis Keempat dan Suntik Vaksin COVID-19 Tiap Tahun

Vaksin Pfizer adalah salah satu dari beberapa pendekatan terbaik dalam imunisasi. Daripada menyuntik pasien dengan virus mati atau yang sudah lemah atau bagian dari kuman, vaksin tersebut berisi instruksi genetik untuk sebagian virus corona.

Tubuh pasien menerima instruksi itu, yang dikenal sebagai mRNA, dan menghasilkan fragmen virus. Sistem kekebalan merespons fragmen tersebut, mempersiapkan tubuh untuk melawan virus yang sesungguhnya.

Pfizer bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, yang menghasilkan instruksi genetik yang sedang diuji dalam vaksin itu. Hampir 40.000 pasien sejauh ini ikut dalam uji klinis.

Baca Juga : Lebih dari 100 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Dibuang gara-gara Kedaluwarsa

Sebelum Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan AS (Food and Drug Administration/FDA) mempertimbangkan otorisasi penggunaan darurat, perusahaan perlu memantau setidaknya separuh pasien selama dua bulan setelah dosis terakhir mereka untuk meengawasi apakah ada efek samping.

"Kami memperkirakan kami akan mencapai tonggak ini pada minggu ketiga November," tulis Bourla.

Vaksin perintis lain yang menggunakan teknologi mRNA, dari perusahaan biotek Moderna, juga mengharapkan hasilnya pada akhir November.

Baca Juga : Pria Ini Mengaku Terima 11 Dosis Vaksin COVID-19, bahkan Pernah 2 Kali Suntikan dalam 30 Menit

Sementara itu, dua uji coba vaksin lainnya ditangguhkan karena berpotensi menimbulkan masalah keamanan. AstraZeneca mengatakan pihaknya untuk sementara menunda uji coba setelah setidaknya satu peserta menderita "penyakit yang tidak bisa dijelaskan."

Sumber: VOA Indonesia

#Vaksin Covid-19