Jumat, 14 Agustus 2020 19:31

Foto "Bayi Ajaib" dari Ruang Bersalin, Lahir di Tengah Ledakan Dahsyat di Beirut

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com

Menyikat darah dan pecahan kaca, staf medis secara naluriah membawa Emmanuelle ke koridor, takut ledakan susulan.

RAKYATKU.COM - Edmond Khnaisser masuk ke ruang bersalin. Dia hendak mengabadikan momen ketika istrinya, Emmanuelle melahirkan.

Tiba-tiba ledakan dahsyat mengguncang Beirut, Lebanon. Edmond Khnaisser mengarahkan kameranya ke luar gedung melalui jendela rumah sakit.

Siapa sangka itu, foto itu menjadi bagian dari sejarah. Foto itu menggambarkan bayinya yang baru lahir dengan latar belakang situasi kepanikan di luar rumah sakit.

Baca Juga : Penembakan saat Pemakaman di Kamp Pengungsi Palestina, 3 Anggota Hamas Tewas

Dia merekam ledakan terbesar dalam sejarah Lebanon yang membuat jendela ruang perawatan rumah sakit, tempat istrinya yang berusia 28 tahun melahirkan, ikut terdampak.

"Saya melihat kematian dengan mata saya sendiri. Saya mulai merasa 'sudah berakhir?' Saya melihat sekeliling dan ke langit-langit, menunggu sampai jatuh menimpa kami,” kata Emmanuelle, mengingat langsung setelah ledakan besar yang melukai 6000 dan menewaskan lebih dari 170 orang di Beirut pada 4 Agustus itu.

Menyikat darah dan pecahan kaca, staf medis secara naluriah membawa Emmanuelle ke koridor, takut ledakan susulan.

Baca Juga : BBM Langka Picu Kekerasan di Lebanon: Adu Jotos, Pakai Senjata Api, hingga Lempar Granat

Hampir pingsan dan terguncang, Emmanuelle mengatakan dia tahu dia harus fokus pada melahirkan.

“Dia harus hidup kembali dan saya harus menjadi sangat kuat,” katanya pada dirinya sendiri.

Tepat setelah ledakan, Stephanie Yacoub, kepala residen kebidanan dan ginekologi di Pusat Medis Universitas Rumah Sakit St George, telah keluar ruangan untuk membantu perawat yang terluka.

Baca Juga : 2 Minggu Sebelum Ledakan, PM Lebanon Sudah Diingatkan Bahaya Bahan Peledak di Pelabuhan

Tapi sudah terlambat. Perawat itu meninggal. Yacoub segera kembali ke Emmanuelle untuk membantunya melahirkan, bersama dengan Profesor Elie Anastasiades dan tim medis.

“Tidak ada listrik dan matahari mulai terbenam. Jadi kami tahu kami harus menyelesaikannya secepat mungkin. Dan dengan menggunakan lampu telepon orang, dia datang ke dunia,” katanya kepada Reuters sepekan setelah ledakan.

Tujuh belas orang tewas di Rumah Sakit St George tepat setelah ledakan itu dan puluhan lainnya luka-luka. Termasuk ibu Edmond Khnaisser, yang menderita enam tulang rusuk patah dan paru-paru tertusuk.

Baca Juga : Sepekan Setelah Ledakan Beirut, PM Lebanon dan Seluruh Menteri Mundur Massal

Berlari bolak-balik antara istri dan ibunya, Khnaisser mengatakan dia memiliki satu tujuan dalam pikirannya, untuk menyelamatkan putra barunya, George.

Mereka akhirnya berhasil sampai ke rumah sakit tepat di luar ibu kota tempat George akhirnya dimandikan dan dibersihkan.

“George sangat spesial. Dia adalah terang dalam kegelapan, lahir di reruntuhan," kata Edmond, menunjukkan foto putranya di halaman Instagram yang dia buat untuk anak laki-laki yang sekarang mereka sebut bayi ajaib.

Baca Juga : Tiga Tahun Tunda Menikah, Ini Video Detik-Detik Pasangan Pengantin Selamat dari Ledakan Dahsyat di Beirut

 

#Lebanon