Kamis, 23 Juli 2020 14:47

Tak Kenal Pandemi, Ekspor Rempah ke Eropa Meningkat

Mulyadi Abdillah
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono.

Uni Eropa merupakan salah satu kawasan yang menjadi mitra perdagangan penting bagi ekspor Indonesia.

RAKYATKU.COM - Perlambatan arus perdagangan dunia akibat pandemi Covid-19 rupanya tak berpengaruh bagi komoditas rempah Indonesia. 

Komoditas rempah seperti lada, pala, dan cengkih tercatat mengalami kenaikan ekspor dibanding tahun 2019. 

Negara-negara di Uni Eropa seperti Belanda, Prancis, Jerman, Belgia, Italia, Spanyol, dan Yunani adalah negara-negara tujuan ekspor komoditas hasil perkebunan tersebut.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono mengungkapkan, peningkatan ekpor tersebut seiring dengan upaya pemerintah dalam perundingan Indonesia dengan European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU CEPA). 

Baca Juga : Survei Terbaru Calon Gubernur Sulsel: Menteri Pertanian, Kabaharkam, Waketum Golkar Hingga Bupati Gowa Teratas

Menurutnya, Uni Eropa merupakan salah satu kawasan yang menjadi mitra perdagangan penting bagi ekspor Indonesia.

"Walaupun di tengah pandemi, ekspor komoditas perkebunan, terutama rempah ke Uni Eropa cukup berkontribusi menyumbang devisa negara," ucap Kasdi, Selasa (21/7/2020) lalu.

Kinerja ekspor rempah Indonesia ke Uni Eropa, tambah Kasdi, menunjukkan perkembangan yang positif. Dari data BPS yang diolah Ditjen Perkebunan, selama periode Januari hingga April tahun 2020, ekspor lada tercatat 1,69 juta ton denga nilai mencapai 5,75 juta dolar AS. Meningkat  dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2019 sebesar 1,32 juta ton dengan nilai 5,13 juta dolar AS.

Baca Juga : Panen Jagung di Lokasi Food Estate Gunung Mas Memuaskan

Sementara komoditas pala meskipun mengalami penurunan volume dari 1,37 juta ton di tahun 2019 menjadi 1,37 juta ton di tahun 2020, namun nilainya mengalami kenaikan dari 10,79 juta menjadi 12,6 juta dolar AS. Demikian pula dengan cengkih yang mengalami kenaikan volume dari 300,8 ribu ton di tahun 2019 menjadi 380,8 ribu ton di tahun 2020.

Peningkatan ekspor rempah tersebut, menurut Kasdi, tidak lepas dari upaya Ditjen Perkebunan memenuhi target peningkatan ekspor tiga kali lipat (Gratieks) pada tahun 2024 seperti yang telah dicanangkan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. 

"Kita mendorong akselerasi peningkatan ekspor komoditas perkebunan seperti yang ditargetkan Menteri Pertanian. Melalui gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks), kita dorong peningkatan ekspor melalui berbagai kebijakan dalam peningkatan produksi, nilai tambah dan daya saing," ucapnya.

Baca Juga : Pupuk Indonesia Dukung Sulsel Menuju Swasembada Pangan 2024. Mentan: Manfaatkan Lahan Rawa

Di tempat terpisah, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Dedi Junaedi menambahkan, peningkatan akses pasar komoditas perkebunan terutama rempah ke Uni Eropa cukup terbuka lebar di tengah peningkatan skala perundingan Indonesia-EU CEPA. 

Kesepakatan-kesepakatan yang akan dijalankan dalam perundingan tersebut adalah terkait akses pasar perdagangan barang dan jasa, kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, serta regulasi teknis di bidang sanitari dan fitosanitasi (SPS). 

Selain itu, dibahas pula regulasi teknis di bidang hambatan teknis perdagangan (Technical Barriers to Trade/TBT), pengadaan pemerintah, Hak Kekayaan Intelektual dan semacamnya, persaingan usaha, transparansi kebijakan, penyelesaian sengketa, serta perdagangan dan pembangunan yang berkelanjutan.

#kementan