RAKYATKU.COM, OKLAHOMA - Roslaynn McGinnis baru berusia 10 tahun ketika pacar ibunya, Henri Michelle Piette, mulai melakukan pelecehan seksual terhadapnya.
Serangan itu berlangsung selama dua tahun di rumahnya di Poteau, Oklahoma, Amerika Serikat.
Roslaynn tahu apa yang dilakukan Piette terhadapnya adalah salah. Tapi dia tidak berdaya karena ancaman. Selain itu, pria itu selalu melakukan penganiayaan fisik pada ibunya.
Setelah ibunya mengakhiri hubungan penuh kekerasan tersebut, mereka akhirnya bisa hidup dengan aman.
Namun itu tak berlangsung lama, karena Piette membalas dendam.
Pada tanggal 31 Januari 1997, Piette menculik Rosalynn dari sekolah dan melarikan diri bersama. Dia berusia 12 tahun pada saat itu.
Dia membawanya ke Wagoner di Oklahoma dan memaksa anak belia itu untuk menikah dengannya dalam pernikahan palsu.
Sejak saat itu, Piette terus memperkosa Rosalynn, dan berlangsung hingga 20 tahun ke depan.
Pada usia 15 tahun, Roslaynn melahirkan anak pertamanya dari Piette. Dia akhirnya memiliki sembilan anak dari pria itu.
Selama 20 tahun itu, Piette berpindah-pindah. Dia membawa Roslaynn ke Texas, Montana, Idaho, New Mexico, Arizona dan akhirnya Mexico.
Di persinggahan terakhir itu, Rosalynn dipaksa untuk mengemis di jalan-jalan, dan mencari makanan untuk memberi makan anak-anaknya.
Sementara itu, polisi Oklahoma terus mencarinya. Pada tahun 2016, Rosalynn berusia 32 tahun, anak sulungnya berusia 17 tahun, anak bungsunya 4 tahun, dan dia telah hidup dalam mimpi buruk selama dua dekade.
Mimpi buruk Rosalynn berakhir setelah sebuah pasangan mengobrol dengannya di pusat perbelanjaan. Pasangan itu merasakan ada sesuatu yang tidak beres setelah melihat anak-anak Rosalynn yang kekurangan gizi.
Perbedaan usia antara Rosalynn dan Piette, yang saat itu berusia 62 tahun, juga menarik perhatian.
Pasangan itu mulai mengajukan lebih banyak pertanyaan dan mengetahui bahwa Rosalynn, yang dikenal sebagai Stephanie pada saat itu, baru berusia 15 tahun ketika dia melahirkan anak pertamanya.
Piette tahu keluarga itu telah mencurigainya, sehingga memaksa Rosalynn untuk pindah lokasi. Beruntung pasangan itu melacaknya dan mengatakan kepadanya bahwa mereka akan membantu.
Pada bulan Juli, anak tertua Rosalynn meninggalkan rumah sendirian.
Ketika Piette pingsan karena minum, Rosalynn mengumpulkan anak-anaknya yang tersisa, dan melarikan diri ke rumah pasangan yang berniat membantunya.
Pasangan itu benar-benar memberikan pertolongan. Mereka bahkan menemukan catatan di internet bahwa Rosalynn adalah anak yang hilang. Jadi mereka membawanya ke perlindungan AS di Meksiko.
Namun Piette berhasil kabur. Butuh satu tahun hingga akhirnya ia dilacak, dan ditangkap di Dallas di mana ia didakwa.
Piette menolak klaim Rosalynn dan mengatakan bahwa dia tidak pernah memperkosanya dan bahwa dia "bercinta" dengan istrinya.
Kasus ini akhirnya disidangkan pada tahun 2019, dan lebih dari tujuh hari, pengadilan menguraikan kengerian penuh atas apa yang dialami Rosalynn.
"Lebih dari dua dekade Piette mengendalikan korban dengan kekerasan ekstrem, ancaman, dan pelecehan seksual terhadap dia dan anak-anaknya," kata jaksa penuntut.
Piette telah dinyatakan bersalah atas penculikan dan bepergian dengan maksud untuk melakukan tindakan seksual dengan remaja pada Juni 2019.
Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada Februari 2020, karena penculikan, ditambah 30 tahun karena bepergian dengan maksud untuk melakukan tindakan seksual dengan seorang remaja.
Rosalynn sekarang tinggal di Missouri bersama anak-anaknya.