Rabu, 08 April 2020 19:55

Dialihkan dari China, Ekspor SBW Melesat di 3 Negara

Fusuy
Konten Redaksi Rakyatku.Com
 Kepala Barantan, Ali Jamil (foto/int)
Kepala Barantan, Ali Jamil (foto/int)

Pelaku usaha sarang burung walet (SBW), boleh bernapas lega. Pasalnya, saat China dan juga dunia tengah dilanda pandemi Covid-19, permintaan terhadap komoditas ini, tetap melesat.

RAKYATKU.COM, JAKARTA--Pelaku usaha sarang burung walet (SBW), boleh bernapas lega. Pasalnya, saat China dan juga dunia tengah dilanda pandemi Covid-19, permintaan terhadap komoditas ini, tetap melesat.

Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian,  mencatat, data lalu lintas produk asal sub sektor perternakan yang telah disertifikasi pada triwulan pertama tahun 2020 ini,  menunjukan kenaikan yang signifikan.

“Sejak akhir Januari, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo telah menginstruksikan untuk menyiapkan langkah menjaga kinerja ekspor pertanian. Pengalihan negara ekspor selain China, koreksi target Gratieks, dan juga relaksasi peraturan," kata Ali Jamil, Kepala Barantan, melalui keterangan tertulisnya Rabu, (8/4/2020) di Jakarta.

Seluruh direktorat sub sektor pertanian dan unit kerja pendukung, juga menyusun langkah strategis dan antisipasi dalam kerangka Gerakan Tigakali Lipat Ekspor, Gratieks. “Alhamdulilah, beberapa komoditas dapat kita pertahankan kinerjanya. Termasuk SWB, yang ternyata melesat,” papar Jamil.

Tercatat ,di triwulan pertama, pasar ekspor SBW didominasi oleh negara tujuan Hongkong sebanyak 208 ton. China diperingkat selanjutnya dengan 50 ton. Dan, disusul Singapura Vietnam dan Amerika Serikat, masing-masing;  11 ton, 8 ton, dan 4 ton.

Secara nasional, kinerja ekspor komoditas yang dipercaya sangat bermanfaat untuk kesehatan ini adalah bulan Januari membukukan 62,8 ton. Februari meningkat menjadi 89,7 ton. Dan,  terus melesat di bulan Maret 2020 yang mencapai 126 ton.

Terus Bertumbuh

Hampir seluruh wilayah di Indonesia, kini dapat menghasilkan SBW. Industri hulu hingga hilirnya, juga terus bertumbuh. Memang, diperlukan terus pendampingan baik dari pemerintah daerah hingga pusat. Kementan sendiri, juga telah menyiapkan KUR yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh pelaku di sektor pertanian.

Dari catatan sertifikasi ekspor SBW di Barantan, di tahun 2018, berhasil diekspor 1,12 ribu ton. Itu  meningkat di tahun 2019, sebanyak 1,13 ribu ton dengan harga rata-rata Rp 15 juta hingga Rp 40 juta per kilo. Tergantung, negara tujuan dan kualitasnya.

Sebagai otoritas karantina yang menjamin pemenuhan kesehatan dan keamanan produk ini, Barantan telah menyiapkan juga perangkat pengujian berupa laboratorium dan SDM yang mumpuni.

“Sudah, menjadi tugas kami. Walau dalam kondisi terbatas akibat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, layanan pengujian dan sertifikasi tetap berjalan. Hal ini, guna menjamin produk dapat diterima negara tujuan ekspor tepat waktu. Dan, yang pasti,  bisa turut menambah devisa negara kita,” pungkas Jamil. (*)