Selasa, 03 Maret 2020 11:01

Netanyahu Kembali Menang Dalam Pemilihan ke-3 Israel

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
INT
INT

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim kemenangan dalam pemilihan umum Israel, yang digelar ke-3 kalinya dalam satu tahun.

RAKYATKU.COM - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengklaim kemenangan dalam pemilihan umum Israel, yang digelar ke-3 kalinya dalam satu tahun.

Menurut BBC, partainya memperoleh 36 atau 37 kursi, sementara saingannya Benny Gantz berada di belakangnya dengan 32 atau 34 kursi.

Netanyahu kini berjanji untuk segera membangun pemerintah nasional yang kuat, serta menyembuhkan keretakan negara yang dipicu oleh tiga kampanye berturut-turut.

"Besok, setelah kita tidur, kita akan bertemu [dengan para pemimpin sayap kanan] untuk membentuk pemerintah yang kuat dan stabil, pemerintah nasional yang baik untuk Israel," kata Netanyahu, dikuitp Time of Israel.

"Ini adalah kemenangan besar bagi kubu sayap kanan, dan pertama dan terpenting kemenangan bagi kami Likudnikim."

"Saya ingin mengatakan, saya bermaksud menjadi perdana menteri setiap warga negara Israel, setiap pemilih sayap kanan, pemilih sayap kiri, Yahudi dan non-Yahudi, setiap sektor dan setiap gender," kata Netanyahu di depan kerumunan pendukung Likud di Tel Aviv.

“Kita harus menghindari pemilihan lagi. Sudah waktunya untuk menyembuhkan keretakan. Sudah waktunya untuk rekonsiliasi. "

Pemilihan hari Senin merupakan yang ketiga dalam waktu kurang dari setahun di Israel. Pemungutan suara tidak terhindarkan karena Netannyahu dan Gantz gagal mengumpulkan cukup dukungan untuk koalisi pemerintah dalam dua percobaan sebelumnya.

Namun, jajak pendapat sementara menunjukkan bahwa partai Likud dan sekutu sayap kanannya, mungkin tidak memperoleh mayoritas di parlemen.

Mereka tampaknya hanya memiliki 59 kursi, kurang dua untuk menjadi mayoritas parlemen di Knesset yang memiliki 120 kursi.

Sementara itu, Gantz telah mengakui kekecewaan terhadap pemilihan. Tapi dia mendesak partai yang setia untuk menunggu sampai hasil akhir.

Dia mengingatkan pemilihan April tahun lalu, yang pada awalnya juga menunjukkan kemenangan bagi Netanyahu, tetapi ternyata kekurangan satu kursi di Parlemen.