RAKYATKU.COM - AS dan Taliban menandatangani perjanjian bersejarah pada hari Sabtu, yang bisa mengakhiri pertempuran di Afghanistan.
Perjanjian tersebut ditandatangani di ibukota Qatar, Doha oleh Zalmay Khalilzad, kepala perunding AS untuk Taliban dan Mullah Abdul Ghani Baradar, kepala perunding Taliban.
CNN melaporkan bahwa Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo menyaksikan penandatanganan itu.
Judulnya adalah "Perjanjian untuk Membawa Perdamaian ke Afghanistan". Itu menguraikan serangkaian komitmen dari AS dan Taliban terkait dengan tingkat pasukan, kontraterorisme, dan dialog intra-Afghanistan yang bertujuan untuk menghasilkan gencatan senjata permanen dan komprehensif.
"Ini adalah saat yang penuh harapan, tetapi ini baru permulaan," kata Pompeo pada konferensi pers di ibukota Qatar, Sabtu (29/02/2020)
"Ada banyak kerja keras di depan dalam bidang diplomatik."
Menurut perjanjian, Taliban akan memulai negosiasi intra-Afghanistan dengan pihak-pihak Afghanistan pada 10 Maret 2020.
Itu juga menetapkan jadwal penarikan semua pasukan militer Amerika Serikat, sekutunya, dan mitra Koalisi di Afghanistan dalam waktu 14 bulan.
Penarikan awal akan melibatkan 8.600 tentara, dan akan terjadi dalam 135 hari pertama, menurut perjanjian.
"Kami akan memastikan bahwa Afghanistan tidak pernah lagi berfungsi sebagai pangkalan bagi teroris internasional," kata Pompeo.
Sementara itu, Presiden Donald Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa ia akan bertemu secara pribadi dengan para pemimpin Taliban dalam waktu yang tidak lama lagi.
Mengutip sebuah sumber, CNN mengatakan bahwa pertemuan itu mungkin akan terjadi paling cepat minggu depan.
Sumber itu mengatakan pembicaraan dapat berlangsung di AS.