RAKYATKU.COM - Seorang ayah yang tinggal di Suriah barat, yang dilanda kerusuhan, telah mengajari putrinya yang berusia tiga tahun untuk tertawa ketika mendengar suara ledakan.
Abdullah Al-Mohammad, 32 tahun, tinggal di Sarmada di Provinsi Idlib, bersama dengan putrinya, Salwa, dan istrinya. Mereka awalnya tinggal di Saraqib, namun terpaksa meninggalkan rumah karena perang sipil.
Dalam sebuah postingan di Twitter, sang ayah menunjukkan bagaimana ia bermain dengan putrinya saat terjadi ledakan. Ia mengatakan bahwa ia melakukan itu untuk melindunginya dari 'krisis psikologis' yang disebabkan oleh ledakan yang hampir konstan.
Dalam video itu, Al-Mohammad terlihat duduk, sementara putrinya berdiri di sampingnya.
Saat suara gemuruh semakin keras, dia bertanya padanya, "Apakah ini jet atau bom?"
Gadis kecil itu kemudian menjawab: "Sebuah bom, ketika itu jatuh kita akan tertawa."
Tak lama kemudian terdengar suara ledakan bom, membuat gadis kecil itu tertawa terbahak-bahak.
Al-Mohammad menambahkan: "Apakah itu membuatmu tertawa?"
"Ya, itu lucu," jawab Salwa.
Abdullah ve güzel k?z? Selva. Yukar?da durumlar?n? payla?t???m baba k?z. Ve yine tekrar eden o kahredici oyun. Anlamak için Arapça bilmenize gerek yok. pic.twitter.com/wUwKAcLzWE
— Mehmet Algan (@alganmehmett) February 16, 2020
Al-Mohammad mengatakan kepada Sky News bahwa dia merancang permainan itu untuk agar keadaan psikologis putrinya tidak down.
"Dia adalah anak yang tidak mengerti perang," katanya.
"Saya memutuskan untuk mengajar Salwa permainan ini untuk mencegah kondisi psikologisnya runtuh. Agar tidak terpengaruh oleh penyakit yang berkaitan dengan rasa takut."
Sang ayah menambahkan bahwa ia ingin mengubah suara bom menjadi 'sumber kebahagiaan'.
Dia mengatakan kepada Al Jazeera bahwa awalnya Salwa takut ketika melihat petasan selama Idul Fitri. Namun ia menunjukkan padanya bahwa itu 'hanya mainan'.
Dia akhirnya menggunakan 'dalih' yang sama untuk meyakinkan putrinya bahwa pemboman itu 'hanya permainan'.
Video yang dibagikan oleh Al-Mohammad di akun Twitter-nya telah dibagikan 1,2k dan telah menerima lebih dari 4.000 suka.
"Saya harus menghilangkan rasa takut dari hatinya," tambah sang ayah.
"Saya ingin dia mengaitkan suara-suara yang keras dan menakutkan ini dengan sesuatu yang ringan dan lucu."
Namun, Mr Al-Mohammed mengatakan dia khawatir jika penembakan terus berlanjut saat anaknya semakin besar, dan permainannya 'tidak lagi cukup' untuk melindungi kondisi mentalnya.
Tentara Suriah telah melakukan serangan selama berminggu-minggu di provinsi Idlib, yang merupakan kubu terakhir pemberontak yang menentang presiden Bashar Al-Assad.