Kamis, 13 Februari 2020 18:30

"I Love You Darling," Tiada Lagi Sapaan Romantis Prof Radi A Gany untuk Gadis Cantik Ini

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Andi Tenri Bilang menyiram makam kakeknya, Prof Radi A Gany, Kamis (13/2/2020).
Andi Tenri Bilang menyiram makam kakeknya, Prof Radi A Gany, Kamis (13/2/2020).

Gadis itu berjongkok di depan pusara Prof Radi A Gany. Dia merapatkan kedua tangan. Berdoa di depan gundukan tanah yang masih basah.

RAKYATKU.COM - Gadis itu berjongkok di depan pusara Prof Radi A Gany. Dia merapatkan kedua tangan. Berdoa di depan gundukan tanah yang masih basah.

Perempuan itu mengenakan pakaian hitam-hitam. Dipadu kerudung biru. Air matanya tak tertahankan.

Ketika para pelayat sudah berangsur-angsur pulang, gadis ini masih bertahan. Dia ikut menaburkan kembang aneka warga. Menyiram makam di kompleks pekuburan Unhas Patte'ne itu.

Dia Andi Tenri Bilang. Cucu Prof Radi A Gany. Bibie, sapaannya, anak dari Indira Chunda Thita Syahrul yang menikah dengan putra Prof Radi. Bibie juga cucu Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.

Wajar jika Bibie sangat kehilangan. Dia selama ini sangat dekat dengan Prof Radi. Setiap 14 Februari, dia selalu dapat ucapan romantis dari Puang Daddy, sapaan Bibie untuk Prof Radi.

"Happy valentine my pretty," itu antara lain yang selalu diucapkan Prof Radi. Setiap tahun. Besok, Jumat (14/2/2020), tidak ada lagi sapaan khas itu.

Bibie dengan Puang Daddy selalu berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Banyak kata-kata romantis yang dikirimkan Prof Radi kepada salah seorang cucu kesayangannya itu.

"I love you darling," Prof Radi sering tiba-tiba mengirim pesan WhatsApp ke Bibie yang sering disapa "Opu Bie".

Tidak heran, Opu Bibie menganggap mantan rektor Unhas itu sebagai laki-laki paling romantis dalam hidupnya.

Ketika mendengar kabar Prof Radi meninggal dunia, Opu Bibie tak kuasa menahan sedih. Sejak pagi, dia menangis.

Pada malam sebelum Puang Daddy meninggal, dia sudah mendapat firasat. Semalam, Opu Bibie gelisah. Tidak bisa tidur. Entah apa penyebabnya. Ternyata orang tersayang dipanggil Sang Khalik.

Menurut Thita --ibunda Bibie-- putrinya itu punya sapaan berbeda terhadap kedua kakeknya. Kepada Prof Radi, dia sapa dengan "Puang Daddy". Sementara Syahrul Yasin Limpo dipanggil "kakek".

Kedua tokoh itu juga punya karakter berbeda. Kalau Prof Radi dia kenal romantis, Syahrul penyayang versi tegas.

"Kalau kakek tidak pernah begitu (kirim kata-kata romantis) Bu. 'Kalau kakek langsung WA ka, manako Bie? Segera merapat wakili kakek'...hahaha...," ujar Opu Bie seperti ditirukan Thita.

Semasa hidupnya, Prof Radi A Gany pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) tahun 2007. Di era Presiden SBY.

Saat itu, dia bersama enam tokoh nasional lainnya, yakni Ali Alatas, Emil Salim, Adnan Buyung Nasution, TB Silalahi, Rachmawati Soekarnoputri, Ma’ruf Amin, dan Subur Budhi Santoso.

Radi A Gany menjadi bupati Wajo pada periode 1988-1993. Juga pernah menjabat sebagai rektor Universitas Hasanuddin dan Universitas Bung Karno Jakarta.