Kamis, 13 Februari 2020 18:02

Coba Buka Pintu Pesawat di Tengah Penerbangan, Wanita ini Dipenjara 2 Tahun

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Chloe Haines
Chloe Haines

Seorang wanita Inggris yang mencoba membuka pintu pesawat di tengah penerbangan, dijatuhi hukuman dua tahun penjara pada hari Rabu (12/02/2020).

RAKYATKU.COM - Seorang wanita Inggris yang mencoba membuka pintu pesawat di tengah penerbangan, dijatuhi hukuman dua tahun penjara pada hari Rabu (12/02/2020).

Chloe Haines sedang dalam penerbangan dari Bandara Stansted London ke Turki pada Juni 2019, ia mencoba membuka pintu.

Anggota kru dan sesama penumpang kemudian berupaya menghentikannya  Sambil melawan, dia berteriak "Aku ingin mati" dan "Aku akan membunuh kalian semua".

Dua jet tempur Royal Air Force bergegas untuk mengawal pesawat tersebut untuk kembali ke Bandara Stansted setelah insiden itu.

Pengadilan mendengar bagaimana Haines memadukan alkohol dan obat-obatan sebelum kejadian itu.

Jaksa Michael Crimp mengatakan kepada pengadilan bagaimana Haines "menerjang" untuk membuka pintu pesawat, yang membawa 206 penumpang.

"Perilaku Haines adalah salah satu kasus paling serius dari perilaku penumpang yang mengganggu yang kami alami, dan kami telah melarangnya terbang bersama kami seumur hidup," kata Steve Heapy, CEO Jet2.com dan Jet2holidays dalam sebuah pernyataan.

Jet2 mengharuskan Haines membayar lebih £85.000 karena "perilakunya yang sangat mengganggu" dan menyebabkan penerbangan dialihkan.

Haines sebelumnya telah mengaku bersalah membahayakan keselamatan sebuah pesawat dan menyerang anggota awak Jet2, Charley Coombe.

Pengacaranya, Oliver Saxby QC, mengatakan bahwa Haines tidak minum alkohol sejak kejadian itu dan telah menghadiri pertemuan Alcoholics Anonymous hingga empat kali seminggu.

"Dia tidak hanya mabuk, dia tidak sehat," katanya, menambahkan bahwa Haines telah didiagnosis dengan masalah kesehatan mental.

"Dia jijik dengan dirinya sendiri."

Heapy mengatakan alkohol jelas merupakan faktor yang berkontribusi dalam insiden itu, dan "maskapai ini berupaya untuk menindak perilaku yang tidak sopan."

Pemerintah Inggris mengatakan akan meninjau undang-undang perizinan yang saat ini memungkinkan penumpang bandara minum sepanjang waktu, menyusul lonjakan insiden mabuk.