RAKYATKU.COM, ISRAEL - Peringatan roket berbunyi, pertanda ada serangan dari Gaza menuju Israel. Di dalam rumahnya, Vera Diglov panik. Dia dihadapi dilema untuk menyelamatkan salah satu dari tiga anaknya.
Di tengah kegentingan, sang ibu memilih bayinya yang berusia tiga minggu. Dia menarik si kecil, memeluknya dan berlari.
Dia bergegas ke tempat perlindungan bom, tapi tubuhnya kehilangan keseimbangan. Dia terjatuh bersama bayinya.
"Saya menyadari dalam beberapa detik bahwa saya akan jatuh ke depan dengan gadis itu, jadi saya membalikkan tubuh saya dan jatuh sambil menggendong gadis itu," kata Vera Diglov kepada Channel 13, Minggu (02/02/2019).
Insiden itu terjadi pekan lalu. Kini bayi perempuan berusia tiga minggu tersebut sedang dirawat di rumah sakit dengan cedera kepala sedang.
"Pada saat itu, saya tidak menyadari bahwa dia telah terluka walaupun dia menangis, karena saya terluka dan pusing," katanya.
“Kami berlari ke tempat penampungan dan saya meletakkannya di kereta bayi sebentar karena saya merasa tidak bisa memeluknya. Saya menyadari dia terluka dan saya mengatakan kepada suami saya untuk memanggil ambulans."
Diglov mengatakan bahwa itu adalah pertama kalinya sirene berbunyi sejak dia melahirkan anak terakhirnya.
Dia mengatakan bahwa dia harus memutuskan dalam sepersekian detik, anak yang mana yang harus dia bawa ke tempat yang aman terlebih dahulu.
“Kami punya tiga anak dan saya tidak tahu harus mengambil siapa. Saya meraih bayi itu dan kami berlari menuruni tangga. Saya terpeleset dengan gadis itu, kami berdua melukai kepala kami,” kata Diglov.
Ketegangan antara Israel dan Gaza terus meningkat selama beberapa minggu terakhir, terutama setelah AS melepaskan 'rencana perdamaian' yang ditolak Palestina.