Rabu, 29 Januari 2020 12:27

Trump Luncurkan 'Rencana Perdamaian' Timur Tengah yang Pro-Israel

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Presiden AS dan Perdana Menteri Isarel
Presiden AS dan Perdana Menteri Isarel

Donald Trump telah menerbitkan 'rencana perdamaian' Timur Tengah yang ia klaim sebagai "solusi dua negara yang realistis".

RAKYATKU.COM - Donald Trump telah menerbitkan 'rencana perdamaian' Timur Tengah yang ia klaim sebagai "solusi dua negara yang realistis".

Tapi ada ganjal, karena itu lebih menguntungkan Israel dan langsung ditolak oleh Palestina.

Di bawah proposal itu, Trump mengatakan Yerusalem "akan tetap menjadi ibukota Israel yang tidak terbagi."

Untuk Palestina, mereka mungkin bisa membentuk negara dengan kedaulatan terbatas setelah masa transisi. Dan, negara itu akan memiliki ibukota di Yerusalem timur.

Rencana tersebut membayangkan sebuah ibukota Palestina di lingkungan Arab di sisi timur. Itu termasuk Kafr Aqab, Abu Dis dan Shuafat. 

Rencana tersebut memungkinkan warga Palestina untuk memanggil ibu kota mereka "al-Quds," yang diambil dari istilah Arab untuk Yerusalem.

Tapi itu tidak termasuk bagian penting dari Yerusalem Timur, dan jauh dari apa yang akan diterima orang Palestina sebagai bagian dari kota suci.

Selain mengusulkan kerangka kerja baru untuk negosiasi antara Israel dan Palestina, rencanan perdaiaman Trump juga memberi Israel lampu hijau untuk mencaplok semua permukimannya di Tepi Barat.
Kepala Otoritas Palestina, telah cepat mengkritik rencana tersebut. Presiden Mahmoud Abbas menyebut rencana itu "tamparan abad ini."

Berbicara di kompleks kepresidenan di Ramallah di Tepi Barat, dia mengatakan posisi Palestina tidak berubah dalam dua tahun sejak AS mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel yang tidak terbagi.

"Kami katakan lagi - tidak, tidak, tidak untuk kesepakatan abad ini," tambahnya.

Namun, Trump mengatakan bahwa rencana itu mengusulkan "solusi dua negara yang realistis" yang tidak membahayakan keamanan Israel.

"Visi saya menghadirkan peluang win-win bagi kedua belah pihak, solusi dua negara yang realistis yang menyelesaikan risiko kenegaraan Palestina bagi keamanan Israel," kata Trump. 
"Hari ini, Israel telah mengambil langkah besar menuju perdamaian."

Trump menyebut perjanjian itu "peluang bersejarah bagi Palestina untuk mencapai negara merdeka". Dia juga memperingatkan bahwa "ini bisa menjadi peluang terakhir yang pernah mereka miliki."