Kamis, 23 Januari 2020 16:02

PBB Mau Keluarkan Rp136 Miliar Buat Usir Belalang

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
PBB Mau Keluarkan Rp136 Miliar Buat Usir Belalang

Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Mark Lowcock telah mengeluarkan $10 juta atau setara Rp136 miliar untuk mengatasi wabah belalang padang pasir di

RAKYATKU.COM - Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat Mark Lowcock telah mengeluarkan $10 juta atau setara Rp136 miliar untuk mengatasi wabah belalang padang pasir di Afrika timur.

"Kepala kemanusiaan PBB Mark Lowcock telah mengeluarkan US $ 10 juta dari Dana Tanggap Darurat Pusat PBB untuk membantu meningkatkan respons terhadap wabah belalang padang pasir yang menghancurkan di Afrika Timur," tulis Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), dikutip dari Sputniknews, Kamis (23/1/2020).

Menurut pejabat PBB, wabah belalang dapat semakin memperburuk kekurangan pangan di wilayah yang terkena dampak.

“Wabah belalang yang menghancurkan ini mulai menghancurkan vegetasi di Afrika Timur dengan kecepatan dan keganasan yang mengkhawatirkan. Keluarga-keluarga yang rentan yang sudah berurusan dengan kekurangan makanan sekarang menghadapi prospek untuk menyaksikan tanaman mereka dihancurkan di depan mata mereka,” kata Lowcock, seperti dikutip dalam pernyataan tersebut.

Dia menyatakan perlunya menghentikan wabah, mencegah penyebarannya ke lebih banyak negara Afrika.

“Kita harus bertindak sekarang. Jika dibiarkan, wabah ini berpotensi meluas ke lebih banyak negara di Afrika Timur dengan konsekuensi yang mengerikan. Respons cepat dan pasti untuk menahannya sangat penting. Alokasi ini dari Dana Tanggap Darurat Pusat PBB akan mendanai peningkatan skala besar dalam operasi udara untuk mengelola wabah ”, Lowcock menambahkan.

Wabah belalang gurun saat ini telah melanda Asia barat daya, Laut Merah dan Tanduk Afrika. Menurut PBB, ini adalah wabah belalang terburuk di Ethiopia dan Somalia dalam 25 tahun, dan yang terburuk di Kenya dalam 70 tahun.