Rabu, 22 Januari 2020 21:01

JICA Gelar Pelatihan Peringatan Dini dan Evakuasi Banjir Sungai Jeneberang

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Kegiatan berlangsung di Yayasan Arifah, Kelurahan Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Rabu (22/1/2020).
Kegiatan berlangsung di Yayasan Arifah, Kelurahan Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Rabu (22/1/2020).

JICA Gelar Pelatihan Peringatan Dini dan Evakuasi Banjir Sungai Jeneberang

RAKYATKU.COM, GOWA - Japan International Coorporate Agency (JICA) bekerja sama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulsel, dan BPBD Kabupaten Gowa, menggelar Latihan Peringatan Dini dan Evakuasi Banjir Sungai Jeneberang.

Kegiatan berlangsung di Yayasan Arifah, Kelurahan Pangkabinanga, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Rabu (22/1/2020).

Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa, Muchlis yang hadir dalam kegiatan ini mengaku sangat senang karena dari sekian banyak kabupaten/kota yang ada di Indonesia, Gowa menjadi kabupaten pertama yang dipilih oleh JICA.

"Tentu kami menyambut baik, pasalnya secara existing, Kabupaten Gowa memiliki kondisi biologis, geografis, demografis, dan sosiografis yang masuk kategori rawan bencana maupun kondisi yang membahayakan manusia," katanya.

Lanjutnya, masih segar dalam ingatan kita tepat 22 Januari 2019 lalu Kabupaten Gowa tepatnya wilayah Pangkabinanga ini terjadi bencana banjir yang merendam permukiman, yang menimbulkan korban jiwa dan harta benda berharga lainnya.

"Dengan adanya pelatihan hari ini, tentu diharapkan stakeholder terkait dan masyarakat lainnya mampu memahami langkah-langkah antisipatif apa saja yang harus kita kerjakan jika suatu hari terjadi hal yang serupa," jelas Muchlis.

Selain kegiatan yang dilakukan pada hari ini kerja sama pemerintah Kabupaten Gowa bersama Kementerian Pertanian juga akan melakukan penanaman secara serentak di beberapa wilayah yang berpotensi terjadinya bencana.

Sementara JICA Expert on Conprehensive Disaster Risk Reduction, Naoto Tada, menjelaskan bahwa Jepang dan Indonesia banyak kesamaan utamanya dalam status rawan bencana. Sehingga dia berkomitmen bekerja sama dengan pemerintah Indonesia melalui BNPB melakukan edukasi peringatan dini bencana.

Dia menyampaikan bahwa peristiwa 22 Januari 2019 lalu telah menunjukkan potensi bencana banjir yang dialami Kabupaten Gowa dengan titik besar di pesisir DAS Jeneberang telah memberikan pelajaran besar bagi pemerintah kabupaten untuk mengetahui solusi pencegahan dan penanganannya.

"Kegiatan ini pertama kali kami lakukan di Indonesia. Kita praktikkan penanganan kontigensi dengan berdasar bencana tahun 2019 lalu, dengan harapan jika ada bencana banjir jumlah korban dan kerugian material dapat kita tekan. Hal ini juga telah kami diterapkan di Jepang. Sehingga kita berharap di Indonesia juga melakukan solusi seperti ini," tambahnya. 

Di tempat yang sama, Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan Pemprov Sulsel, Muh Firda mengatakan bahwa Sulsel adalah daerah yang curah hujannya tinggi saat musim hujan. Padatnya lahan permukiman di Sulsel sehingga memberi andil berkurangnya daerah resapan air yang kemudian berpotensi menimbulkan kantong-kantong air dan membuat genangan.

"Pemprov sebagai perpanjangan tangan pusat akan selalu berupaya mengoptimalkan penanganan bencana dan siap memfasilitasi penanganan bencana," tutur Muh Firda yang hadir mewakili Gubernur Sulsel.

Dirinya pun berharap dengan adanya latihan ini di Gowa. mampu beri edukasi kepada masyarakat Gowa yang tinggal di daerah daerah aliran sungai (DAS) agar bila bencana banjir terjadi jumlah korban jiwa bisa ditekan.