Senin, 20 Januari 2020 20:56

Haerul Perakit Pesawat dari Pinrang di Istana, Moeldoko: Kita Butuh Pesawat Ringan

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
 Kepala Staf Kepresidenan Dr Moeldoko bersama Haerul perakit pesawat asal Pinrang, Sulawesi Selatan.(KSP)
Kepala Staf Kepresidenan Dr Moeldoko bersama Haerul perakit pesawat asal Pinrang, Sulawesi Selatan.(KSP)

Senin (20/1/2020). Haerul tampil rapi dengan kemeja batiknya. Pemuda asal Pinrang itu tiba di Istana Kepresidenan. 

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Senin (20/1/2020). Haerul tampil rapi dengan kemeja batiknya. Pemuda asal Pinrang itu tiba di Istana Kepresidenan. 

Dia datang bersama lurah lingkungannya. Juga tiga akademisi Unhas; Dr Bastian Jabir, Dr Rustan Tarraka, dan Dr Muhammad Syahid. Serta Kepala Dinas Penerangan AU, Marsma TNI Fajar Adriyanto.

Perakit pesawat terbang ringan alias Ultra Light itu disambut Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. Mereka banyak berbincang soal proses pembuatan pesawat yang viral itu.

Moeldoko mengundang Haerul setelah mendapat laporan tentang pesawat ringan yang dirakit sendiri dari bengkel motor. Dia ingin mengetahui proses perakitan tersebut langsung dari Haerul. 

Dalam penjelasannya, Haerul mengaku belajar merakit hanya dengan melihat video lewat Youtube. "Pak Haerul membuktikan pada kita bahwa banyak talenta di negeri ini yang berani dan kreatif," kata Moeldoko. .

[NEXT]

Eksperimen perakitan pesawat sudah beberapa kali dilakukan Haerul. Lima kali uji coba gagal. Pada 15 Januari 2020 lalu, kerja kerasnya membuahkan hasil. Pesawat yang dirakitnya sejak tengah Oktober 2019 berhasil terbang.

“Saya apresiasi Pak Haerul berani melakukan sesuatu. Kedua, semangat pantang menyerah yang bisa memberikan semangat kepada anak muda,” ujarnya. 

Moeldoko menilai inovasi yang dimiliki Haerul layak dikembangkan di Indonesia. “Sebagai negara kepulauan, kita butuh pesawat ringan yang bisa efektif menjadi alat transportasi di negara kita,” tegasnya. 

Semangat inovasi baru yang dimiliki Haerul menurut Moeldoko selaras dengan apa yang digagas KSP dalam program Manajemen Talenta Nasional (MTN).

“Hal-hal semacam ini perlu dikumpulkan. Mencari anak anak Indonesia yang punya bakat unggulan agar mereka bisa memperjuangkan impiannya,”tegasnya. 

[NEXT]

Moeldoko juga meminta para akademisi yang ikut dalam pertemuan tersebut terus mengawal apa yang dilakukan oleh Haerul.  Muhammad Syahid, pengajar Teknik Mesin Unhas menyebutkan, saat ini Pemda Sulsel berjanji  memberikan mesin berkapasitas 1000 cc untuk pengembangan pesawat ringan tersebut.

Kepada Moeldoko, Haerul mengaku sudah cukup senang bisa diakui karyanya dan diterima di Komplek Istana. "Saya membuat sendiri pesawat ini, karena saya belum pernah naik pesawat," kata Haerul dengan polosnya