Senin, 20 Januari 2020 14:50

Surat Kemenlu ke BP3TKI: 2 WNI Meninggal Dibuang ke Laut, Termasuk Jenazah Pelaut asal Sulsel

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Surat Kementerian Luar Negeri RI kepada BP3TKI Makassar.
Surat Kementerian Luar Negeri RI kepada BP3TKI Makassar.

Salah satu poinnya, yang menyampaikan ada dua WNI yang bekerja di kapal tersebut dilaporkan telah meninggal dunia di atas kapal.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Kantor Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Makassar, di Jalan Paccinang Raya No 104, Tello Baru, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, terlihat sepi.

Di dalam kantor itu, hanya ada dua orang pegawai laki-laki dan perempuan. Keduanya tidak menyebutkan nama. Keduanya merupakan staf di kantor BP3TKI Makassar.

Rakyatku.com menyampaikan maksud kedatangan untuk mencari tahu kebenaran informasi, terkait jenazah ABK asal Enrekang, Sulsel dibuang ke laut yang telah viral di medan sosial (Medsos).

Namun, Kepala Seksi Perlindungan BP3TKI Makassar Rini tidak sedang berada di tempat. Staf pelayan hanya memberikan nomor kontak.

Rakyatku.com menghubungi nomor kontak Rini. Tersambung. Namun tidak diangkat. Hanya pesan singkat via WhatsApp yang dibalas.

Dalam pesannya, Rini mengatakan kebenaran surat dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang ditujukan kepada BP3TKI Makassar.

"Surat baru diterima lewat WhatssApp jadi masih menunggu konfirmasi dari orang Kemenlu," kata Rini melalui pesan singkat, Senin (20/1/2020).

Pihak BP3TKI Makassar belum mengambil tindakan, sebelum diarahkan Kemenlu. Pihaknya masih intens komunikasi dengan pihak Kemenlu. "Info yang kami punya sebatas yang ada di surat itu, Pak," lanjutnya.

Dalam surat dari Kemenlu, tertanggal 16 Januari 2020 yang ditujukan kepada BP3TKI Makassar. Perihal menyampaikan kasus pembuangan jenazah ABK WNI ke laut lepas dan kasus lainnya di kapal long xing 629.

Ada lima poin dalam isi surat tersebut. Salah satu poinnya, yang menyampaikan ada dua WNI yang bekerja di kapal tersebut dilaporkan telah meninggal dunia di atas kapal.

Jenazah telah dibuang oleh kapten kapal ke laut lepas karena khawatir adanya penyakit berbahaya yang dapat menular ke kru lainnya. Salah satu dari kedua jenazah tersebut adalah Muhammad Alfatah yang keluarganya di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.