RAKYATKU.COM - Para pengunjuk rasa mengecam kekuasaan ulama di Iran. Mereka turun ke jalan dan berhadapan dengan polisi anti huru hara.
Ini adalah demonstrasi hari ketiga setelah pihak berwenang mengakui menembak jatuh sebuah pesawat penumpang secara tidak sengaja, dikutip dari Aljazeera, Selasa (14/1/2020).
Demonstrasi ini adalah putaran terbaru dalam salah satu eskalasi paling serius antara Amerika Serikat dan Iran sejak revolusi Iran 1979.
Video dari dalam Iran menunjukkan mahasiswa meneriakkan slogan-slogan, termasuk "Ulama sesat" di kota Isfahan dan di Teheran.
Video itu dikirim ke Pusat Hak Asasi Manusia yang berbasis di New York. Dan kemudian diverifikasi oleh The Associated Press, menunjukkan kerumunan demonstran di dekat Azadi diserang gas air mata.
Orang-orang mencoba melarikan diri dari asap. Dengan seorang wanita berteriak di Farsi: "Mereka menembakkan gas air mata pada orang-orang! Azadi Square. Kematian bagi diktator!"
Video lain menunjukkan seorang wanita terbawa akibat setelah jejak darah terlihat di tanah. Orang-orang di sekitarnya berteriak bahwa dia telah terkena amunisi di kakinya.
Gambar-gambar dari dua hari protes sebelumnya menunjukkan orang-orang yang terluka dibawa dan genangan darah di tanah. Suara tembakan dapat terdengar, meskipun polisi membantah melepaskan tembakan.