Minggu, 12 Januari 2020 08:00

Alasan Ilmiah Seseorang Selingkuh, Cowok Cenderung Hubungan Seks

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Alasan Ilmiah Seseorang Selingkuh, Cowok Cenderung Hubungan Seks

Seseorang yang memiliki jumlah pasangan seksual yang lebih tinggi atau memiliki kecenderungan impulsif lebih cenderung untuk selingkuh. 

RAKYATKU.COM - Seseorang yang memiliki jumlah pasangan seksual yang lebih tinggi atau memiliki kecenderungan impulsif lebih cenderung untuk selingkuh. 

Meskipun setiap hubungan itu unik, para peneliti di University of Queensland mempelajari mengapa orang tidak setia. Mereka menemukan bahwa ada faktor-faktor tertentu yang mengindikasikan seseorang lebih cenderung untuk berselingkuh, dikutip dari Independent, Minggu (12/1/2020).

Terlepas dari masalah yang berasal dari kepuasan dan kecocokan hubungan, penelitian ini juga menemukan bahwa pria lebih mungkin untuk melakukan hubungan seks jika mereka selingkuh. Sedangkan baik pria dan wanita, sama-sama cenderung selingkuh untuk berciuman.

Menurut temuan yang diterbitkan dalam British Journal of Psychology, orang yang impulsif dapat berselingkuh hanya karena mereka tidak berhenti untuk mempertimbangkan situasi. Bukannya bertindak berdasarkan pikiran dan emosi langsung mereka.

Selain itu, mereka yang memiliki lebih banyak pasangan seksual di masa lalu cenderung tidak setia. Dan mencari pasangan lain karena mereka telah mengembangkan "keterampilan" tertentu di daerah tersebut, menurut para peneliti.

“Peserta yang telah mengalami keintiman seksual dengan lebih banyak pasangan juga melaporkan seks ekstradadik yang lebih besar dan kecenderungan ciuman ekstradadik,” tulis para penulis penelitian. 

"Kecenderungan ini mungkin disebabkan oleh keterampilan individu dalam mengenali kemajuan seksual atau rekrutmen pasangan seks."

Tidak mengherankan, alasan utama untuk berselingkuh adalah perasaan terlepas dari pasangan dan kepuasan hubungan yang rendah. Dan peneliti juga menemukan bahwa panjang dan kedalaman komitmen hubungan memiliki dampak minimal pada kesetiaan.

Untuk memahami faktor-faktor yang membuat individu curang, para peneliti mensurvei 123 orang heteroseksual berusia 17 hingga 25 tahun, yang semuanya berhubungan.