Kamis, 02 Januari 2020 18:51

"Tallang Ahmad... Tallang Ahmad", Cerita Erni Ibu Bocah Tenggelam di Makassar

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Suasana rumah duka, bocah korban tenggelam di samping Inspeksi Kanal Ablam Satu, Kamis (2/1/2020).
Suasana rumah duka, bocah korban tenggelam di samping Inspeksi Kanal Ablam Satu, Kamis (2/1/2020).

Ahmad terbaring kaku, di dalam ruang tamu di rumahnya samping Inspeksi Kanal Ablam Satu. Di dalam ruangan yang berukuran 4x3 tubuh bocah malang itu.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Ahmad terbaring kaku, di dalam ruang tamu di rumahnya samping Inspeksi Kanal Ablam Satu. Di dalam ruangan yang berukuran 4x3 tubuh bocah malang itu, ditutupi sarung bercorak kotak-kotak biru. 

Ahmad, mengembuskan napas terakhir kalinya, di ruang UGD Rumah Sakit Pelamonia. Dia lalu langsung dibawa ke rumahnya. 

Di rumahnya, yang tidak jauh dari lokasi tenggelam, banyak warga berdatangan. Melihat jenazah Ahmad yang sudah terbujur kaku. Mulai dari anak sebaya Ahmad hingga nenek-nenek, datang melayat.

Warga yang datang, harus antre masuk ke dalam rumah. Tuang tamu rumah itu sesak. Tidak cukup muat untuk menampung warga yang tak hentinya berdatangan. 

Sementara di samping jenazah Ahmad, Erni, sang ibu tak bisa menahan air matanya. Dia histeris, tidak menyangka anaknya tersebut begitu cepat meninggalkan dirinya untuk selamanya. 

Salah seorang pelayat, menanyakan kepada ibu Ahmad, "Kenapa memang tidak mu liat tadi anakmu. Di mana ko?" 

Sambil memeluk jenazah anaknya, yang sudah terbujur kaku di depannya. Erni mengatakan, saat itu hujan sangat deras. Anaknya itu keluar rumah tanpa sepengetahuannya. 

"Hujan deras ki na pergi. Saya tidak tau kalau pergi mandi-mandi. Saya tanya adeknya manai Ahmad, setelah itu ada orang datang tallang Ahmad... Tallang Ahmad..." katanya. 

Farid, sepupu Ahmad yang berhasil selamat. Telah pulang ke rumahnya, dia sudah ada di samping ibunya. Menurut Farid, awalnya mereka enam orang pergi mandi-mandi. 

Enam bocah tersebut di antaranya, Raja Pangeran Gesang Reski Ahmad dan Farid. Mereka kemudian menuju kanal di Jalan Sungai Saddang. 

Ahmad dengan percaya dirinya, mulai loncat pertama ke kanal. Kanal itu baru saja dikerok. Lumpur banyak di dasar kanal. Saat Ahmad loncat dia tidak muncul lagi ke permukaan. 

Ternyata kaki Ahmad tersangkut di lumpur dasar kanal. Sehingga dia tidak bisa lagi naik ke atas permukaan. 

Teman-temannya masih belum curiga. Sepupu Ahmad, Farid, juga dipaksa loncat oleh temannya. Dia kemudian loncat. Ternyata dia tidak bisa berenang.

"Saya tadi dipaksa sama temanku na tidak bisa ka berenang," kata Farid di lokasi. 

Saat Farid loncat, dia juga sempat tidak naik setelah itu hanya kepalanya yang kelihatan. Sehingga teman-temannya lari minta tolong ke ibu Farid. "Tante... Tante... Tenggelam Ahmad sama Farid," kata temannya.

Warga yang ada di dalam rumah, karena hujan deras, mendengar. Ibu Korban bersama warga ramai-ramai datang ke lokasi. Farid masih kelihatan kepalanya, sehingga warga dengan mudah langsung, menolong Farid. Dia langsung dibawa ke Puskesmas terdekat. 

Sementara Ahmad, masih tertahan di dasar kanal. Warga turun mencari, namun tidak berhasil mendapatkan. Warga mengira Ahmad terbawa arus. Sehingga titik pencarian menelusuri kanal. 

Tidak lama setelah itu, 12 personel Damkar Makassar, datang di lokasi. Mereka turun ke bawah, menyelam mencari Ahmad. Namun, Ahmad baru bisa ditemukan 15 menit kemudian. Dia masih bernapas, namun sudah tidak sadarkan diri. 

Sekretaris Damkar Kota Makassar, Hasanuddin, mengatakan korban ditemukan tidak jauh dari titik tenggelam. Korban tenggelam masuk ke dalam dasar kanal. 

"Jadi untuk pencariannya itu sekitar 15 menit baru kita temukan, Saya kira titiknya belum bergeser, karena informasi awal itu memang di situ yang ditunjukkan, kita lakukan pencarian kita temukan," kata Hasanuddin di lokasi.