Senin, 30 Desember 2019 20:15

Borgol Dibuka, Profesor Pembunuh Mahasiswi Raih Pedang Napoleon dan Nyaris Bunuh Diri

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Profesor Oleg Sokolov dan Anastasia Yeschenko
Profesor Oleg Sokolov dan Anastasia Yeschenko

Profesor Oleg Sokolov (63) menunjuk ke arah Sungai Moika, St Petersburg. Di situlah, dia melemparkan kaki Anastasia Yeschenko. Dia dibawa ke tepi sungai, untuk menunjukkan letak dia membuang kaki maha

RAKYATKU.COM, RUSIA - Profesor Oleg Sokolov (63) menunjuk ke arah Sungai Moika, St Petersburg. Di situlah, dia melemparkan kaki Anastasia Yeschenko. Dia dibawa ke tepi sungai, untuk menunjukkan letak dia membuang kaki mahasiswi cantik yang menjadi simpanannya itu.

Penyelam pun terjun ke sungai di dekat Istana Tsarist Yusupov, tempat pembunuhan biksu terkenal Grigory Rasputin itu. Benar saja. Di dalam sungai, penyelam menemukan dua potongan kaki. Itu diyakini bagian tubuh mahasiswi berusia 24 tahun itu.

Kepada penyidik Profesor Sokolov membuat pengakuan. Hari itu, dia dan Anastasia bertengkar hebat. Dia sampai melayangkan tangan ke tubuh Anastasia.

"Itu pertama kalinya selama 5 tahun hubungan kami, saya melayangkan tangan ke tubuhnya," jelas Sokolov sambil menunduk.

"Saya pasrah. Silakan pengadilan menjerat saya dengan hukuman maksimal," ujarnya seperti dilansir di surat kabar Komsomolskaya Pravda.

Hari itu, Sokolov mengaku khilaf. Mereka sebenarnya merencanakan pernikahan. Namun, Anastasia tetap ingin berhubungan dengan seorang pria yang lebih muda.

Sokolov telah memintanya baik-baik. Agar Sokolov meninggalkan pacarnya itu. Namun, Anastasia berkeras. Dia masih ingin berhubungan dengan pemuda itu.

Sokolov tentu saja emosi. Sejarawan militer terkemuka Rusia itu menikam dan menembak tubuh Anastasia. Lalu memutilasinya.

Pengacara Alexandra Baksheyeva, yang mewakili ibu korban bilang, penemuan itu sembilan minggu setelah mahasiswa PhD ditemukan meninggal. 

"Dipercayai bahwa ini adalah jasad Anastasia," ungkapnya.

Karier dan pencapaian akademisi Sokolov sebernarnya sangat fantastis. Dia termasuk Legiun Kehormatan Prancis. Namun, gelar itu dicoret dalam beberapa detik, ketika dia mengakui pembunuhan kekasihnya itu.

Dia menghadapi hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Ayah korban, Oleg Eschenko berharap, untuk menggali kembali tubuh putrinya. Sehingga, kakinya dapat dikuburkan dengan sisa-sisa tubuhnya setelah analisis forensik rampung.

Orang tuanya menolak klaim pengacara Sokolov, bahwa profesor dari Universitas Negeri St Petersburg telah meminta maaf kepada mereka, atas kematian Anastasia.

"Sokolov belum meminta maaf secara pribadi," katanya, tetapi malah memberikan tujuh alasan terpisah, mengapa dia membunuhnya termasuk bahwa ada bulan purnama.

"Aku memintanya untuk meninggalkannya, tetapi dia mencintai orang itu," kata sang ayah. Dan jika Anda mencintai seseorang, sia-sia mencoba untuk membujuk mereka." 

Sebelum penemuan itu, Sokolov dibawa dari sel tahanannya ke flat mewah St Petersburg, untuk menunjukkan kepada detektif bagaimana ia melakukan pembunuhan sebagai bagian dari penyelidikan kriminal.

Namun, saat borgolnya dilepas, dia mencoba mengambil pedang Napoleon. Untung cepat dihentikan oleh petugas.

Pengacaranya Alexander Pochuev bilang, pembela hanya dapat mengkonfirmasi, bahwa ia mencoba bunuh diri.

“Dia dihentikan oleh polisi. Tidak ada ancaman bagi pihak ketiga, tindakan itu hanya ditujukan pada dirinya sendiri," ungkap Pochuev.

Dia dibawa untuk memeragaan aksi pembunuhan yang dia lakukan. Dia mengenakan helm polisi dan rompi anti peluru, untuk perlindungannya sendiri.

Pedang itu tergeletak di atas meja.

Selama pemeragaan dia menunjukkan pada manekin, bagaimana dia membunuh mahasiswa PhD dan memotong tubuhnya menggunakan gergaji.

Ibu korban yang berduka hari ini mengklaim, Anastasia mengatakan kepada Sokolov bahwa dia akan meninggalkannya - dan dia percaya ini memicu serangannya yang kejam.

Letkol Galina Yeschenko, seorang polisi berusia 49 tahun, bilang, korban muak dengan kendali penuh Sokolov, dan dia mengatakan kepadanya bahwa dia akan pergi. Itulah yang memicu kemarahan Sokolov.

Sang ibu mengatakan kepada surat kabar Moskovsky Komsomolets, bahwa dia sebelumnya mendesak putrinya untuk pria yang cocok untuk menjadi kakeknya itu.

Pochuev mengatakan, Sokolov tersiksa setelah menembak kekasihnya empat kali dan memotong-motong tubuhnya.

"Dia bertobat," katanya. "Dia ingin meminta maaf kepada keluarga, sejauh ini mungkin dan ingin memperbaiki situasi."

Pengacara mengklaim pembunuhan itu mungkin terjadi karena fullmoon.

"Ini adalah fakta medis yang diketahui bahwa banyak debut skizofrenia ... terjadi kali ini," katanya.

Sokolov ditahan sementara menunggu penyelidikan pembunuhan.