RAKYATKU.COM - Josh Quigley, pria 27 tahun asal Livingston, Skotlandia, selamat dari kecelakaan saat dirinya bersepeda untuk mengelilingi dunia.
Meski mengalami luka parah usai ditabrak sebuah mobil di Amerika Serikat, dia mengatakan menjadi "pria paling beruntung di dunia". Itu karena dia lolos dari maut saat sepedanya ditabrak mobil berkecepatan 112.654km per jam.
Sepeda yang dinaiki Quigley ditabrak sebuah kendaraan di Texas, AS pada hari Sabtu (22/12/2019).
Akibat kejadian itu Quigley mengalami patah tulang di bagian pinggul dan 10 tulang rusuknya, serta paru-parunya tertusuk.
Dia juga akan menjalani operasi pada pergelangan kakinya yang patah.
Quigley memulai perjalanannya untuk berkeliling dunia dari Edinburgh pada bulan April. Saat ditabrak mobil, ia sudah menempuh jarak sejauh 3.218 km dari target jarak tempuh 28.968km.
"Saya merasa sakit kalau sedang berbicara dan bernapas, badan saya sakit ketika berbaring di tempat tidur ini. Tulang rusuk, pergelangan kaki dan punggung saya juga terasa sakit, namun secara mental, psikologis dan emosional saya merasa lebih baik, karena saya merasa beruntung" tuturnya sembari berbaring di tempat tidur rumah sakit.
"Hal-hal seperti ini membantu agar mental saya tangguh dan kuat, ini adalah hambatan terbesar yang pernah saya hadapi. Namun pasti ada jalan keluarnya."
"Mengapa saya begitu bersemangat, karena saya tahu betapa beruntungnya saya masih bisa hidup. Ditabrak mobil dengan kecepatan 112.654km per jam adalah sebuah bencana dan saya terpental ke atas sejauh 50 kaki, jadi saya tahu betapa beruntungnya saya masih hidup dan saya akan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
"Saya bersemangat menyambut masa depan saya."
Quigley diterbangkan dari tempat kejadian dengan helikopter. Ia mengungkapkan terjungkal dari sepedanya di malam hari meski telah mengenakan pakaian mencolok dan cahaya lampu sepeda.
Ini adalah yang ketujuh kalinya Quigley bersepeda berkeliling dunia.
Dia menuturkan tidak tahu persis kapan bisa bersepeda lagi, namun dia berharap bisa kembali mengayuh sepedanya bulan April nanti.
Insiden ini merupakan salah satu hambatan yang dihadapi Quigley sejak ia memulai perjalanannya. Keringat yang menetes di tubuhnya membasahi dan merusak paspornya di Australia, akibatnya ia harus terbang kembali ke Inggris untuk memperoleh paspor baru untuk melanjutkan tur sepedanya.
Tak cukup sampai di situ, saat baru memulai tur, sepeda yang ia juluki Braveheart dicuri pada April lalu, di luar sebuah hostel di London.
Quigley berencana untuk bersepeda dari Los Angeles ke New York untuk babak baru perjalanannya. Namun setelah botol-botol minumannya membeku akibat musim dingin di AS, ia mengubah arah perjalanannya ke wilayah yang cuacanya cukup hangat, yakni Florida.
Dia melakukan tur sepeda keliling dunia untuk melawan kecanduan alkohol dan depresi yang dialaminya.
Sumber: BBC Indonesia