Kamis, 26 Desember 2019 17:17

Dosen UINAM Sebut Gerhana Matahari Cincin Pertanda Kiamat

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Dosen Ilmu Falak, UINAM, Dr Muh Rasywan Syarif (songkok hitam, dekat teleskop).
Dosen Ilmu Falak, UINAM, Dr Muh Rasywan Syarif (songkok hitam, dekat teleskop).

Terjadinya gerhana matahari cincin (GMC) di beberapa wilayah di Indonesia, kerap dikaitkan dengan pertanda akhir zaman.

RAKYATKU.COM, GOWA - Terjadinya gerhana matahari cincin (GMC) di beberapa wilayah di Indonesia, kerap dikaitkan dengan pertanda akhir zaman.

Seluruh manusia di dunia, khususnya umat muslim tentu tidak mengetahui kapan hari pembalasan itu akan terjadi. Semua itu tergantung dari kehendak Yang Maha Kuasa.

GMC yang terjadi pada hari ini, Kamis (26/12/2019) mulai pukul 12.26 Wita, disaksikan langsung oleh masyarakat dan mahasiswa Ilmu Falak, Fakultas Syariah dan Hukum, UINAM di pelataran masjid Agung Syekh Yusuf, Kabupaten Gowa.

Dosen ilmu Falak UINAM, Dr Muh Rasywan Syarif mengatakan, salah satu pertanda terjadinya kiamat menurut Islam, adalah gerhana.

"Ada yang mengatakan, salah satu pertanda kiamat adalah ketika matahari dan bulan bersatu," katanya.

Selain pertanda kiamat, fenomena alam yang langka tersebut juga mengenang kembali peristiwa tsunami, yang menimpa Aceh 15 tahun silam.

"Gerhana ini mengenang 15 tahun tsunami," tambahnya.

Meski demikian, seluruh manusia, khususnya umat Muslim harus lebih meningkatkan keimanannya serta meningkatkan ketakwaannya, kepada Allah subhanahu wata'ala.

Umat muslim juga tidak boleh percaya dengan isu dari pihak yang tidak bertanggung jawab, yang dapat meramal tentang waktu akan terjadinya hari kiamat. Yang terpenting, umat muslim tetap menjalankan segala perintah-Nya, dan menghindari semua larangan-Nya.

"Makanya, kita dianjurkan untuk tetap berzikir, bersedekah, dan mendirikan salat lima waktu," tutup Rasywan.