RAKYATKU.COM - Komputer pada dasarnya adalah alat yang melakukan apa yang diperintahkan orang yang memprogramnya. Dengan demikian, kadang-kadang mungkin secara tidak sengaja, pengembang dapat membuat bias di dalamnya.
Dalam sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan oleh pemerintah AS, mereka telah menemukan sistem pengenalan wajah yang cenderung bias terhadap warna kulit dan jenis kelamin.
Di mana mereka salah mengidentifikasi orang kulit berwarna lebih daripada orang Kaukasia lainnya, dikutip dari Ubergizmo, Rabu (25/12/2019).
“Untuk pencocokan satu lawan satu, tim melihat tingkat positif palsu yang lebih tinggi untuk wajah orang Asia dan Afrika Amerika relatif terhadap gambar orang Kaukasia," ungkap laporan tersebut.
"Perbedaannya sering berkisar dari faktor 10 hingga 100 kali, tergantung pada algoritma individu.”
Sebagai contoh, penelitian ini menemukan bahwa teknologi pengenalan wajah Microsoft memiliki hampir 10 kali lebih banyak hasil positif palsu untuk warna kulit wanita daripada pria.
Microsoft sejak itu mengatakan bahwa mereka sedang meninjau laporan itu, dan mudah-mudahan melakukan penyesuaian untuk mengatasinya.
Ini bukan pertama kalinya bahwa teknologi dituduh bias. Misalnya, belum lama ini, algoritma di belakang Kartu Apple ditemukan menawarkan batas kredit yang lebih tinggi untuk pria daripada wanita .