Minggu, 22 Desember 2019 19:12

Berwajah Rata, Inilah Gambaran Manusia 'Anti Kecelakaan'

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto: The Guardian.
Foto: The Guardian.

Pernahkah Anda berpikir bagaimana penampilan manusia apabila diciptakan dengan kekuatan 'tahan terhadap kecelakaan'?

RAKYATKU.COM - Pernahkah Anda berpikir bagaimana penampilan manusia apabila diciptakan dengan kekuatan 'tahan terhadap kecelakaan'?

Jika manusia terus berevolusi ke titik itu, mungkin akan terlihat seperti Graham. 

Didukung oleh Komisi Kecelakaan Transportasi Australia, Graham yang dirancang pada 2016 merupakan patung interaktif karya ahli bedah trauma, ahli investigasi kecelakaan, dan seniman Melbourne sebagai bagian dari Towards Zero untuk kampanye keselamatan jalan Victoria.

Graham adalah skenario yang dibangun dari hipotesis bagaimana penampakan manusia apabila rentan terhadap cedera akibat kecelakaan lalu lintas.

"Satu-satunya orang yang dirancang untuk bertahan hidup di jalan raya kita," demikian slogannya.

Dia tidak memiliki leher yang berarti kecelakaan tidak dapat mematahkannya. Terlihat pula wajah rata dan berlemak untuk melindungi hidung serta telinga.

'Airbag' ada di antara setiap tulang rusuk dan kulit yang lebih tebal sekaligus keras, lututnya pun dapat menekuk ke segala arah. Tak hanya itu, Graham juga dirancang untuk memiliki pandangan 360 derajat.

Semua organ tubuhnya itu terbuat dari gabungan silikon, resin, dan rambut manusia.

Kepala eksekutif Joe Calafiore mengatakan kecelakaan transportasi terjadi dengan kecepatan sangat tinggi dan kekuatan yang jauh lebih besar.

"Mobil telah berkembang jauh lebih cepat daripada manusia, dan Graham membantu kita memahami mengapa kita perlu memperbaiki setiap aspek sistem jalan raya kita untuk terlindung dari kesalahan sendiri," ujar Calafiore, melansir Guardian.

Pematung Melbourne Patricia Piccinini mengembangkan Graham dengan masukan dari seorang ahli bedah trauma Rumah Sakit Royal Melbourne, Christian Kenfield, dan David Logan, seorang penyelidik kecelakaan di pusat penelitian kecelakaan Universitas Monash.

Sumber: The Guardian