RAKYATKU.COM, MELBOURNE - Awalnya dia membantah. Bukan dia pembunuh Le Le (77). Namun akhirnya, Amy Tran (31), mengakui perbuatannya.
Hari itu. Le Le sedang membawa anjingnya keliling di pinggiran kota Melbourne. Ketika Tran muncul dan memukul kepala Le Le. Wanita itu mengalami cedera kepala yang parah. Le meninggal beberapa hari kemudian.
"Le adalah seorang ibu yang mencintai putrinya. Tentu dia sangat kehilangan," demikian pernyataan putri korban, Thy Cht Trinh yang dibacakan ke Mahkamah Agung.
Menurut Trinh, tak ada kata yang bisa menggambarkan dampak kejahatan ini, terhadap keluarganya.
"Saya telah kehilangan ibu saya dan anak-anak saya telah kehilangan nenek mereka,“ tulis Trinh.
"Penyesalan terbesar saya, anak bungsu saya tidak mendapatkan kesempatan untuk melihat neneknya. Dia dilahirkan dua minggu setelah dia meninggal," tambahnya.
Trinh bilang, kematian ibunya telah membuatnya merasa takut dan tidak aman.
"Sejak kejadian itu aku paranoid tentang keselamatan kami ... aku takut mengajak anak-anak jalan-jalan ... aku sulit tidur di malam hari," lanjutnya.
"Selama serangan Februari 2018, Tran memukul Le dua atau tiga kali," kata jaksa penuntut Mark Gibson SC.
Pengadilan mendengar, Tran dan Le adalah orang asing dan itu adalah serangan 'tanpa alasan dan tidak perlu' terhadap orang yang 'rentan'.
Tran telah didiagnosis menderita skizofrenia, dan tidak minum obat pada saat serangan itu. Skizofrenia adalah gangguan mental yang terjadi dalam jangka panjang. Gangguan ini menyebabkan penderitanya mengalami halusinasi, delusi atau waham, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku. ... Psikosis hanya salah satu gejala dari beberapa gangguan mental, di antaranya skizofrenia.
Pengacara terdakwa, Glenn Casement bilang, Tran memiliki sejarah panjang tentang kesulitan kesehatan mental.
"Dia menerima bantuan psikiatris dan obat-obatan saat dalam tahanan, tetapi dia masih tidak bebas dari halusinasi," kata Casement.
Tran, yang tidak hadir di pengadilan pada hari Kamis, akan dihukum pada Jumat besok.