RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Rabu petang, 4 Desember 2019. Di jalan Tol Seksi IV Km 2600 A Makassar, suara benturan keras terdengar.
Semua pengguna jalan terhenti. Sebuah minibus Honda Brio abu-abu tua DD 1927 UD, melaju kencang ke arah bandara. Di depannya, ada sebuah pikap Daihatsu Grand Max DD 8868 XJ, melaju ke arah yang sama. Pikap itu dikemudikan Sattu Malik.
Karena laju yang kencang, Abiel yang mengemudikan Brio abu-abu tua itu, tak dapat mengendalikan laju kendaraannya. Apalagi, hujan baru saja mengguyur. Jalanan basah dan licin. Dia menabrak pikap tersebut. Remaja itu masih berstatus pelajar di salah satu SMA. Dia belum memiliki SIM, karena usianya belum cukup 17 tahun.
Akibatnya, pikap ringsek. Sattu Malik tewas. Tubuhnya terjepit di dalam kendaraannya.
Abiel tidak sendiri di atas kendaraan. Dia bersama seorang rekannya, yang juga masih pelajar. Abiezer namanya.
Kecelakaan tersebut terjadi, saat kedua kendaraan bergerak dari arah barat ke arah timur jalan tol seksi IV.
Diduga, mobil Honda Brio tersebut melaju dengan sangat kencang, dan jalanan masih basah sehingga kehilangan kendali. Mobil tersebut pun menabrak mobil pikap Daihatsu Grand Max.
Kedua mobil tersebut langsung terlempar keluar dari jalan tol. Akibat kecelakaan tersebut, sopir mobil pikap, mengalami rahang patah, tulang rusuk patah, keluar darah dari telinga kiri, lecet di jari dan lengan tangan kiri.
"Diduga meninggal dunia di tempat, sementara pelajar luka di jari tangan kiri dan lengan tangan kanan," ujar Kanit Lakalantas Polrestabes Makassar, AKP Kun Sudarwati.
Saat ini korban telah dilarikan ke rumah sakit Bhayangkara, sementara kedua pelajar yang menabrak korban telah diamankan oleh lantas Polrestabes Makassar.