RAKYATKU.COM, JAKARTA - Pasca meledaknya granat di kawasan Monumen Nasional (Monas), aparat kepolisian hingga saat ini masih berupaya melakukan pendalaman. Untuk sementara, granat yang melukai beberapa orang tersebut, diduga granat asap.
Ledakan itu melukai dua anggota TNI. Tangan kiri Serma F terkena serpihan. Sedangkan Praka G, mengalami luka di sekitar paha saat keduanya tengah berolahraga.
"Sementara yang sudah disampaikan oleh Kapolda Metro, itu adalah sebuah dugaan dan itu nanti masih terus ada pendalaman," kata Kabagpenum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol Asep Adi Saputra, Rabu (4/12/2019).
Granat tersebut, tiba-tiba saja meledak pada Selasa, 2 Desember 2019, pukul 07.05 WIB kemarin. Pasca kejadian, polisi hingga saat ini masih melakukan penyelidikan dan menunggu hasil pemeriksaan laboratorium forensik. Itu guna mengetahui jenis granat yang menyebabkan dua anggota TNI terluka parah akibat ledakannya itu.
"Masih dilakukan penyelidikan dan pendalaman secara laboratoris, terhadap kepastian apakah itu benar granat asap atau ada bentuk yang lainnya," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Asep menyebutkan, Polri memiliki beberapa jenis granat. Termasuk granat asap. Sementara penggunaannya sesuai dengan kondisi dan lokasi dalam suatu kejadian. Dampaknya pun akan berbeda pada setiap jenis granat yang digunakan.
"Kita memiliki beberapa jenis granat asap, baik dalam konteks penindakan terhadap eskalasi kejahatan tingkat tinggi," tambahnya.
"Dan kemudian, kita juga ada kaitan dengan etika. Kita harus menyesuaikan dengan kondisi dalam satu peristiwa aksi unjuk rasa. Dampaknya sudah pasti berbeda sesuai dengan konteksnya. Sementara ini kita masih tunggu hasil pemeriksaan dari Puslabfor," jelasnya.