Selasa, 03 Desember 2019 04:00

Gadis Tewas Dirajam, Kepada Polisi Ayahnya Bilang Tertimbun Longsor dari Gunung

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
ILUSTRASI
ILUSTRASI

Seorang gadis Pakistan menjadi korban tradisi Karo Kari. Masih sangat belia, 11 tahun. Saat diperiksa polisi, ayahnya menyebut anaknya tertimbun longsor.

RAKYATKU.COM - Seorang gadis Pakistan menjadi korban tradisi Karo Kari. Masih sangat belia, 11 tahun. Saat diperiksa polisi, ayahnya menyebut anaknya tertimbun longsor.

Gadis kecil ini diduga telah dilempari batu sampai mati. Peristiwa ini terjadi di sebuah desa terpencil di Provinsi Singh, Pakistan.

Polisi menangkap orang tua gadis itu, Sabtu (30/11/2019) setelah berita pembunuhan gadis itu menyebar di media sosial.

Dua tersangka lain juga telah ditangkap. Sementara polisi telah melakukan penyelidikan atas insiden berdarah tersebut.

Gadis itu diduga menjadi korban tradisi Karo Kari. Orang menyebutnya pembunuhan kehormatan. Tradisi ini masih diterapkan suku di Sindh, Pakistan. 

Tindakan pembunuhan terutama dilakukan terhadap wanita yang dianggap telah membawa aib kepada keluarga. Terlibat hubungan pra-nikah atau hubungan di luar nikah. 

Untuk mengembalikan kehormatan ini, seorang anggota keluarga laki-laki harus membunuh perempuan tersebut.

Menurut polisi, insiden itu terjadi pada 21 November di pegunungan Kirthar di distrik Dadu Sindh. Berbatasan dengan provinsi Balochistan.

"Kami sedang memverifikasi fakta lebih lanjut tetapi kami telah menangkap orang tua gadis yang meninggal itu dan seorang imam yang telah memimpin doa pemakaman, serta seorang pria lain yang telah memfasilitasi penguburannya," kata Inspektur Senior Polisi (SSP) Dadu Dr Farrukh Raza.

Dikutip dari The News, saat diperiksa polisi, ayah gadis itu mengatakan bahwa putrinya meninggal secara tidak sengaja akibat tanah longsor dari gunung.

Informasi yang dihimpun polisi, ayah gadis itu, kerabatnya dan empat orang lainnya telah berkonspirasi untuk pembunuhan gadis itu dengan melempari batu.

"Kami perlu memverifikasi fakta karena ada berbagai klaim mengenai sifat kematiannya, termasuk rajam yang dilakukan oleh orang yang tidak dikenal," kata SSP Raza.