RAKYATKU.COM - Masih ingat pembantaian di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru? Imam masjid yang selamat dari peristiwa itu berbicara tentang perang suci dalam sebuah forum di Dubai, Uni Emirat Arab, Kamis (14/11/2019).
Gamal Fouda, namanya. Imam masjid ini lolos dalam pembantaian di Selandia Baru yang menewaskan 42 orang pada Maret 2019.
Fouda mengatakan, penggunaan kata "jihad" dalam beberapa buku agama telah memberi kontribusi kepada orang-orang, terutama orang Barat, berpikir bahwa Islam adalah agama ekstremisme.
Hal dia ungkapkan dalam forum tentang "Menanamkan Perdamaian dan Kerukunan Masyarakat dalam Masyarakat" di KTT Toleransi Dunia.
Pernyataan Fouda tentang "jihad atau perang suci" datang ketika ia diminta oleh moderator untuk menjelaskan mengapa beberapa orang di dunia Barat berpikir bahwa Islam adalah agama kekerasan.
"Saya mengakui bahwa kadang-kadang (karena) hambatan bahasa. Kadang-kadang mereka yang memperkenalkan Islam tidak memiliki ketentuan yang benar untuk menjelaskan apa itu Islam," jawab Fouda.
"Saya menemukan sendiri bahwa dalam beberapa buku Islam mereka berbicara tentang jihad, perang suci, yang sebenarnya sama sekali tidak benar. Tidak ada perang suci dalam Islam. Semua perang itu tidak suci," lanjut dia seperti dikutip dari Gulf News.
Dia mengatakan Alquran sebaliknya berbicara tentang toleransi, kedamaian, dan pengertian. Dia mengutip bagian-bagian dalam Alquran dimana para nabi telah disebut berbicara dengan "saudara-saudara mereka" dari komunitas non-Muslim.
Imam Mesir mengatakan mereka yang memperkenalkan Islam kepada orang lain perlu memahami budaya mereka dan berbicara dalam bahasa mereka. Mereka juga perlu tahu buku-buku bagus dan kutipan untuk digunakan saat memperkenalkan Islam.
Fouda berbagi pengalamannya sendiri menemukan kesulitan untuk berbicara dengan penduduk asli Maori dan Katolik di Selandia Baru selama hari-hari awal di negara itu. "Aku harus belajar dulu," katanya.
Dia meminta para pemimpin agama untuk berdiri dan bertindak untuk perdamaian. "Faktanya, agama-agama dapat membawa kedamaian jika kita menemukan perwakilan agama yang benar," ujarnya lagi.
Pendidikan Perdamaian
Dia juga menyerukan perlunya memulai pendidikan perdamaian di sekolah untuk menjembatani kesenjangan antara masyarakat.
"Kita perlu mulai berbicara tentang pendidikan perdamaian. Saya ingin melihat sekolah dasar memiliki mata pelajaran dan buku-buku pendidikan perdamaian," usul Fouda.
"Kita harus mulai mengajarkan ini kepada anak-anak kita sejak usia sangat muda sehingga mereka dapat menerima orang lain ... Kita perlu mendorong pendidikan untuk toleransi sejak kecil," kata dia membeberkan alasan.
Fouda mendesak umat Islam dan non-Muslim untuk berinteraksi dan memahami satu sama lain dengan lebih baik dan melakukan pelayanan masyarakat bersama.