Senin, 28 Oktober 2019 20:31

Syamsuddin Alimsyah: Rivalitas adalah Kawan dalam Demokrasi

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Syamsuddin Alimsyah berdiskusi dengan Sekda Bulukumba, Andi Bau Amal.
Syamsuddin Alimsyah berdiskusi dengan Sekda Bulukumba, Andi Bau Amal.

Bakal calon bupati Bulukumba, Syamsuddin Alimsyah memulai tradisi positif di pilkada. Dia membangun silaturahmi dengan rivalnya.

RAKYATKU.COM - Bakal calon bupati Bulukumba, Syamsuddin Alimsyah memulai tradisi positif di pilkada. Dia membangun silaturahmi dengan rivalnya.

Pertarungan dalam pilkada dipastikan sengit. Tensinya tinggi. Penuh dinamika. Namun, pendiri Komite Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia itu berkomitmen tetap menjaga moralitas politik.

"Kami mengedepankan politik santun. Kami sebagai kandidat harus memberi contoh kepada tim dan relawan," kata suami mantan anggota DPR RI, Andi Mariattang ini, Senin (28/10/2019).

Itu sebabnya, Kak Syam --sapaan akrabnya-- tidak menganggap rivalnya sebagai musuh. Justru sebaliknya, dijadikan teman diskusi.

Safari politik Kak Syam, salah satu buktinya. Dia telah menemui sejumlah tokoh dan kandidat. Sebutlah Ketua DPD PAN Bulukumba, Andi Zulkarnain Pangki.

Lalu, Ketua DPD II Partai Golkar Bulukumba, Andi Hamzah Pangki. Kak Syam menyempatkan mendiskusikan gagasannya dengan mantan ketua DPRD Bulukumba itu saat pendaftaran.

Kak Syam juga menemui politikus senior PAN, Idris Aman. Lalu, birokrat senior yang saat ini menjabat Sekda Bulukumba Andi Bau Amal hingga Ketua PPP Bulukumba, H Askar HL, dan kandidat Andi Muh Yusuf.

"Semuanya menyambut kami dengan bersahabat. Mereka sama sekali tidak sombong dengan senioritasnya, malah sangat menghargai kami yang lebih muda," ujar Kak Syam yang mantan jurnalis ini.

Penggiat antikorupsi itu berjanji tidak akan menghalalkan segala cara untuk memenangkan pilkada. Dia menolak untuk menempuh cara-cara jahat hanya demi kekuasaan.

"Prosesnya harus elegan, bernilai, dan menjadi bagian dari pendidikan politik," kata sahabat mantan Ketua KPK, Abraham Samad itu.

Dalam diskusi dengan sejumlah rivalnya itu, muncul kesamaan pandangan. Siapa pun yang terpilih nantinya, harus didukung.

Kandidat lainnya yang belum ditakdirkan memimpin Bulukumba tidak boleh berlepas diri. Sebaliknya, memanfaatkan potensinya untuk ikut membangun Bulukumba menjadi lebih maju. Minimal, ikut mengawasi jalannya program-program pemerintah.