RAKYATKU.COM, PAPUA - Sebuah informasi tentang rencana bos OPM wilayah Nduga, Egianus Kogeya, bocor ke intelijen Kodim 1702 Jayawijaya. Informasi tersebut diperoleh seorang agen berinisial KW dari agen rahasia Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).
Dalam laporannya, KW menginformasikan soal pengumpulan bahan keterangan, terkait pergerakan KKB (OPM) di Wilayah Jayawijaya, Wamena.
Pada Selasa, 8 Oktober 2019, pukul 19.30 WIT sampai pukul 20.30 WIT, telah berlangsung pertemuan antara tim dengan jaringan KW terkait pendalaman pergerakan OPM di wilayah Jayawijaya, Wamena pasca rusuh pada 23 September 2019 lalu.
Saat ini menurut laporan itu, di Wamena tergabung Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau OPM wilayah Nduga dan Lanny Jaya yang berafiliasi dengan Nael Elopere (Diplomasi KNPB).
Telah berlangsung beberapa kali pertemuan oleh OPM tersebut yang bertempat di Woken/Ilekma, Ibele, dan Distrik Tailarek.
Adapun hasil rapat, intinya,
a. Telah dibagi kelompok untuk melakukan aksi gangguan keamanan di 3 kabupaten yaitu, Jayawijaya, Lanny Jaya dan Nduga.
b. Kelompok tersebut dipimpin langsung oleh Egianus Kogeya, yang merupakan panglima TPN OPM wilayah kodap III Ndugama.
c. Terkait penguatan persenjataan dan amunisi untuk 3 kelompok tersebut sudah dibagikan, namun masih menunggu 3 pucuk senjata api dari Nduga untuk KKB, yang akan melakukan aksi gangguan keamanan di Jayawijaya.
d. Untuk KKB yang melakukan aksi di Lanny Jaya, akan langsung dipimpin Egianus Kogeya, namun Egianus Kogeya hanya memantau dari ketinggian, sedangkan pasukannya yang akan melakukan aksi.
e. Rencana aksi gangguan kemanan yang akan dilakukan KKB tersebut, direncanakan akan dilakukan serentak di tiga tempat yang telah ditentukan (Wamena, Lanny Jaya, dan Nduga), namun waktu baru bisa ditentukan apabila perkuatan senpi (tiga pucuk dari Nduga ke Wamena) telah tiba, karena setelah 3 senpi tersebut tiba, akan dilakukan rapat/pertemuan ulang.
f. Sasaran-sasaran aksi gangguan keamanan yaitu, pos keamanan TNI Polri yang terletak di pinggiran kota, seperti di Wamena, Pos 756 Walesi, Pos 752 Rider di Napua, kemudian polsek Assologaima, Bolakme dan kurulu, sedangkan di Lanny Jaya, pos 756 Popome dan Polsek Pirime. Namun apabila hal tersebut tidak dimungkinkan maka sasarannya adalah kota dari ketiga kabupaten tersebut.
g. Telah dilakukan 2 kali upacara bakar batu (yugi lagwi) untuk rencana aksi tersebut, di mana pertama dilakukan di Woken/Ilekma. Namun hasil tidak bagus, sedangkan yang kedua dilakukan di Distrik Tailarek (markas berkumpulnya KKB gabungan) dengan hasil bagus, dimana hasil bagus tersebut yang dijadikan patokan untuk secepatnya dilakukan aksi gangguan keamanan.
h. Pasca kejadian rusuh di Wamena, telah direncanakan aksi penyerangan terhadap pos TNI di Walesi dan Napua, namun dari kepala suku setempat, melakukan adat bunuh babi dan kemudian dimasak, namun hasilnya tidak bagus. Sehingga dari kepala suku setempat meminta KKB tidak melakukan penyerangan karena hal tersebut hanya buang-buang tenaga, dan amunisi karena tidak akan berhasil.
i. Saat ini posisi KKB gabungan berada di distrik Tailarek, di mana jaringan hanya mengetahui jalan masuk, namun belum bisa masuk ke daerah tersebut.
Catatan:
1. Di dalam waktu dekat ini, akan kembali dipastikan melalui jaringan terkait senpi yang ditunggu KKB gabungan di Distrik Tailarek.
2. Perlu dilakukan pulbaket melalui jaringan lain yang berada di Lanny Jaya terkait adanya KKB dari wilayah lain yang masuk ke Lanny Jaya, termasuk adanya rencana aksi gangguan keamanan di wilayah tersebut.
3. Perlunya peningkatan kesiapsiagaan personel di setiap titik terluar yang berada di 3 kabupaten, yang merupakan target aksi gangguan yang akan dilakukan KKB gabungan, mengingat di Wamena, masih termonitor melalui jaringan KKB Nduga, Rambo Lokbere bersama beberapa pasukannya masih berada di Wamena yang intens berkomunikasi merencanakan aksi gangguan keamanan.
4. Untuk wilayah Lanny Jaya, agar melakukan kontra terhadap PW dengan EK, dimana EK yang ingin masuk ke wilayah PW untuk melakukan aksi gangguan keamanan.