Selasa, 17 September 2019 06:00

Ada Tipe Manusia yang Tidak Sempat Menikmati Hidup, Siapa?

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Manusia merupakan makhluk yang tidak pernah puas. Ia tidak akan puas dengan keinginannya yang sudah terwujud, karena masih banyak keinginan yang ingin.

RAKYATKU.COM - Manusia merupakan makhluk yang tidak pernah puas. Ia tidak akan puas dengan keinginannya yang sudah terwujud, karena masih banyak keinginan yang ingin dimilikinya.

Harapan yang ada dalam diri manusia sesungguhnya adalah hal yang baik. Coba pertimbangkan apabila ada yang kehilangan keinginannya untuk makan dan mencari nafkah misalnya. Pasti tak lama lagi ia akan mati.

Namun, ada juga yang bisa bertahan hidup. Harapan yang belum terwujud dapat menimbulkan penyakit iri dan dengki. Allah berfirman"

"Dan janganlah kamu iri hati kepada yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari hadiah-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS.An-Nisa': 32)

Pelajaran yang dapat kita ambil dari ayat ini adalah:

1. Jika kita ingin menikmati kenikmatan yang telah diberikan Allah kepada kita, maka jangan sibuk menghitung-hitung apa yang seharusnya diberikan orang lain. Karena menerima kita akan selalu menikmati gelisah dan tak pernah menikmati kenikmatan yang telah kita terima. Dan janganlah kamu iri hati kepada yang telah Dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas yang lain.

2. Sejak awal, Islam terus berjuang mengangkat setiap wanita. Baik lelaki maupun perempuan memiliki hak milik masing-masing. Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan.

3. Perasaan iri dengan apa yang dimiliki orang lain hanya akan membuat hidup kita menjadi terbatas dan sulit. Pikiran kita berbicara dengan amarah dan kebencian. Coba kita hanya bisa menyalahkan diri sendiri, orang lain malah menyalahkan tuhan.

Solusinya, keluarkan perasaan dengki dan mintalah kepada Allah yang Maha Memberi kelebihan. Karena rasa iri, hasud dan dengki hanya akan merugikan diri sendiri. Mohonlah kepada Allah sebagian dari hadiah-Nya.

4. Salah satu kaidah dalam tafsir adalah harus kita perhatikan Nama Allah yang digunakan di akhir ayat. Karena nama-nama itu adalah kunci untuk menyelesaikan keseluruhan ayat. Dan pada ayat ini, Allah Mengakhiri Firman-Nya dengan kalimat,

Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Akhir ayat ini akan menjelaskan semuanya. Sungguh Allah swt Maha Mengetahui siapa yang akan memberi kelebihan, berapa banyak yang akan diberikan dan untuk apa yang memberi kelebihan. Allah Maha Tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya.

Jika belum diberi, mungkin kita belum layak ...

Jika diberi sedikit, mungkin lebih baik untuk kita…

Jika orang lain berhak, mungkin mereka layak…

Jika orang lain memiliki, mungkin itu adalah ujian dari Allah…

Intinya, jangan pernah sibuk untuk membanding-bandingkan apa yang dimiliki orang lain dengan apa yang kita miliki. Karena hal itu hanya akan membuat hidup kita terasa sempit dan gelisah. Mintalah sebanyak apapun untuk Dzat yang Maha Memberi kelebihan kemudian pasrahkan semua untuk-Nya.

Mungkin kita akan bertanya, mengapa Allah memberi imbalan pada sebagian orang saja? Kenapa tidak memberi sama rata?

Dalam Kitab-Nya, Allah berfirman,

“Apakah itu membagi-bagi rahmat Tuhan-mu? Kami-lah yang Menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah Meninggikan sebagian besar mereka yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhan-mu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS.Az-Zukhruf 32)

Allah ingin menciptakan keseimbangan dalam kehidupan dunia. Dia Memberi kelebihan untuk orang agar mereka dapat saling membantu untuk sesama. Semoga kita terhindar dari penyakit iri dan dengki agar bisa menikmati kenikmatan yang telah dikaruniakan Allah bagi kita.

Sumber: Islami.co