Kamis, 05 September 2019 22:30

Catatan Satu Tahun Prof Andalan

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Catatan Satu Tahun Prof Andalan

Genap setahun masa kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (Prof Andalan). 

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Genap setahun masa kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (Prof Andalan). 

Gubernur dan Wakil Gubernur pilihan rakyat ini memiliki Visi Misi serta 5 Program Prioritas yang menjadi kompas dalam menjalankan roda pemerintahan di Sulawesi Selatan.

Berikut ini capaian satu tahun Prof Andalan :

I. Jalan ke Seko 
Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah bersama pemerintah kota dan tiga kabupaten di Luwu Raya melakukan kolaborasi dan menjalin sinergi dengan kuat dan sudah tinggalkan ego sektor. 

"Masa depan Sulsel ada di Luwu Raya. Kita harus duduk bersama untuk menggali potensi di Luwu Raya untuk dioptimalkan demi kesejahteraan rakyat," katanya.

Pemerintah Provinsi Sulsel sudah memulai membangun infrastruktur di Luwu Raya untuk mengoptimalkan pemanfaatkan potensi ekonomi.

Nurdin Abdullah, menguraikan beberapa kegiatan pembangunan di Luwu Raya, meliputi pengembangan Bandara Bua, pembangunan jalur dua dari Bua di Luwu ke Rantepao Toraja Utara, pembangunan jalan dari Malili ke Bantilan di Luwu Timur, pembangunan jalan dari Sabang ke Seko di Luwu Utara, pembangunan jalan tembus Tanrutedong di Sidrap ke Larompong di Luwu.

Nurdin Abdullah mengatakan, Luwu Raya memiliki potensi pariwisata. "Ini harus didorong untuk menjadi sumber perekononian yang akan mendorong semua sektor," katanya.

Adapun program percepatan pembangunan di Luwu Raya:
1. Pembangunan Jalan dari Sabbang ke Seko 130 Km.
2. Pengembangan Bandara Bua agar dapat didarati Boeing.
3. Pembangunan jalur dua dari Bua di Luwu ke Rantepao, Toraja Utara.
4. Pembangunan jalan dari Malili ke Bantilan di Luwu Timur.
5. Pembangunan jalan tembus Tanrutedong di Sidrap ke Larompong di Luwu.

II. Jalur Bua - Rantepao
Gubernur Sulsel  Prof Nurdin Abdullah meresmikan pengerjaan proyek yang diharapkan bisa membangkitkan kunjungan wisatawan dan ekonomi di Toraja Utara, belum lama ini. 

Proyek pengembangan dan pembangunan infrastruktur itu menghubungkan jalur wisatawan Bandara Bua di Luwu dan Rantepao di Toraja Utara. Ada juga jalan yang menghubungkan Rantepao ke Kalumpang di Mamuju Sulawesi Barat.

Pelaksanaan proyek pembangunan jalan yang diresmikan Gubernur Sulsel pada rangkaian acara HUT ke-11 Toraja Utara meliputi pembukaan jalan dari Rantepao tembus ke perbatasan Luwu. Jalan selebar 14 meter ini akan menghubungkan Rantepao dengan Bandara Buah di Kabupaten Luwu melewati Bastem yang dikenal terisolir selama ini.

Jalan dua jalur selebar 7 meter yang menyambungkan Bua di Luwu dengan Rantepao di Toraja Utara ini menurut Nurdin Abdullah akan mencari daya dorong bagi pertumbuhan kunjungan wisatawan ke Toraja.

"Nanti wisatawan yang ke Toraja bisa melalui Bandara Toraja di Buntu Kunik dan bisa melalui Bandara Buah di Luwu," jelas Nurdin Abdullah.

Jalan dua jalur dari Rantepao ke Bua di Luwu ini diyakini mempercepat daya tempuh wisatawan dari Bua ke Rantepao.

"Dari Bandara buah bisa ditempuh 40 menit," jelasnya.

Ada juga pembukaan ruas jalan sepanjang 69 Km dari Patikala di Rantepao Toraja Utara tembus ke Desa Kalumpang perbatasan Sulawesi Barat. 

Proyek lain yang diresmikan pekerjaannya adalah ruas jalan dari Rantepao menuju Kecamatan Sa'dan tembus ke Batu Sitanduk. 
Pemerintah Sulsel juga memberi bantuan anggaran Kepada Pemerintah Kabupaten Toraja Utara untuk membiayai pemeliharaan ruas jalan provinsi di Rantepao dan jalan-jalan ke berbagai destinasi wisata di Toraja Utara.

Menurut Gubernur Nurdin Abdullah, kalau ruas jalan ini selesai tahun depan, bersamaan juga dengan selesainya pembangunan Bandara International Toraja di Buntu Kunik, kunjungan wisatawan ke Toraja akan meningkat pesat.

"Saya sangat yakin, kunjungan wisatawan ke Toraja ke depan akan banyak. Kalau di Toraja Utara bisa lewat Bandara Toraja dan bisa lewat Bandara Buah," jelasnya.

Untuk infrastruktur di Toraja:
1. Pembangunan jalan Bua di Luwu ke Kete Kesu, Rantepao Toraja Utara. 
2. Pembangunan jalan Ruas Latuppa - Bongko - Salulimbong - Pantilang di Luwu.
3. Pembangunan jalan Rantepao - Sa'dan - Batusitanduk Kabupaten Luwu.
4. Pembangunan ruas jalan Rantepao ke Kalumpang Mamuju Sulawesi Barat.
5. Pembangunan ruas jalan Passobo - Maatangli - Masuppu - Pinrang.
6. Pengaspalan ruas jalan Rantepao - Saddan - Batusitanduk.
7. Pembangunan jembatan Sungai Tuluran di Luwu.
8. Pembangunan jembatan Sungai Nangka di Luwu.

III.  BANDARA TORAJA 
Bandara Toraja Rampung Desember 2019 untuk Dorong Pertumbuhan Sektor Pariwisata. Angin segar bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara, Bandara Internasional Toraja Buntu Kunik akan rampung pada bulan Desember 2019 ini. Pembangunan Bandara Buntu Kunik akan dimaksimalkan sesuai dengan permintaan bapak Gubernur Sulsel, dengan landasan sepanjang 2.600 meter. Namun sampai Desember tahun 2019 anggaran hanya cukup untuk membangun 1.400 meter landasan dan bisa beroperasi pesawat ATR 72. 

Pembangunan terminal dan seluruh perangkat pelengkap terminal penumpang Bandara Buntu Kunik ditarget juga rampung akhir tahun ini. Khusus terminal dilokasikan anggaran Rp 80 miliar. 

Dilanjutkan tahun 2020 dengan perpanjangan landasan sampai 2.600 meter supaya bisa dipakai mendarat pesawat jet. 

IV. Pembangunan infrastruktur Pariwisata

1. Bandara Toraja International di Tana Toraja.
2. Perpanjangan landasan Bandara Bua di Luwu.
3. Pembangunan pedesterian di Kota Makale dan Kota Rantepao.
4. Pembangunan jalan dua jalur dan empat lajur dari Rantepao Toraja Utara ke Bandara Buah Luwu rampung tahun ini.
5. Pembangunan jalan dari Desa Palandro Barru ke Lejja Soppeng.
6. Perbaikan dan pelebaran jalan dan pedesterian di kompleks Pantai Bira dan Bara Bulukumba.
7. Perbaikan jalan menuju tempat pembuatan phinisi di Pantai Ara Bulukumba.
8. Perbaikan dan rehabilitasi kompleks Benteng Somba Opu.
9. Rehabilitasi kebun Raya Pucca di Maros.

V. AMBULANS LAUT
Ambulance laut milik Pemerintah Provinsi Sulsel yang disumbang kepada Pemerintah Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep) sukses menyelamatkan pasien dengan cara evakuasi dari Pulau Sabutung ke Rumah Sakit Umum Daerah di dataran,  Selasa 20 Agustus 2019.

VI. RS REGIONAL 
RS Regional Perepare Layani Indonesia Timur.

Walikota Parepare H Taufan Pawe memastikan bahwa rumah sakit regional pertama di luar Makassar akan hadir di daerahnya, akhir tahun ini. 

"Saya akan wujudkan rencana gubernur menghadirkan rumah sakit regional di daerah. Saya tidak akan memalukan gubernur dan rumah sakit di Parepare yang pertama," katanya saat menghadap Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah di rumah jabatan, Senin 13 Mei 2019.

Rumah Sakit Regional Parepare akan melayani pasien penyakit tertentu dari Kawasan Indonesia timur. 

Pemerintah Sulsel mengucurkan anggaran dalam bentuk bantuan keuangan daerah bawahan sebesar Rp 75 miliar rupiah.

RS Regional ini didukung 44 dokter spesialis, dilengkapi fasilitas Kilinik, minikafe, ICU umum dan ICU VIP, laboratorium, radiologi, serta 45 kamar operasi standard internasional.

Untuk mendukung pelayanan yang menjangkau wilayah Indonesia timur, Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah akan membangun landasan tempat mendarat pesawat. 

• RS Regional Parepare 
• 44 dokter soesialis
• Anggaran Rp 40 miliar
• Poliklinik
• Mini cafe
• ICU VIP
• ICU umum
• 45 kamar operasi standard yang baru
•Laboratorium
• Radiologi
• Dua lantai ruang perawatan 
• VIP 34 ruangan

RS Regional Bone 
• Anggaran : Rp 100 miliar, belum masuk alkes
• Konstruksi : 4 (empat) lantai
• Luas : 4,7 hektare
RS Regional Palopo
• Anggaran : Rp 150 miliar, belum masuk alkes
• Konstruksi 7 (tujuh) lantai 
• Lahan : 1.5 hektare

VII.  EKSPOR LANGSUNG
Ekspor Langsung dari Sulsel Mulai 2019 dengan jumlah peningkatan 136 Kontainer menjadi 4.000 Kontainer Agustus 2019
Peresmian pemakaian proyek strategis nasional, Makassar Now Port (MNP) Tahap IA yang dilakukan Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah, Jumat 2 November 2018, menjadi poin penting dalam pengembangan ekonomi di Sulsel dan Indonesia timur. 

Peresmian penggunaan mega proyek ini ditandai dengan kegiatan ekspor langsung dari Makassar ke Eropa, Amerika, dan Asia.

Sebelumnya komoditi produk Sulsel yang menembus pasar global harus lewat Pelabuhan Surabaya dan Pelabuhan Jakarta. Ekspor langsung dari Makassar ini memiliki beberapa keunggulan di antaranya, hemat waktu dan hemat biaya. 

Dermaga yang diresmikan oleh Prof HM Nurdin Abdullah itu memiliki panjang 320 meter dengan kapasitas terpasang 500.000 TEUs. Menurut Farid kehadiran MNP ini meningkatkan aktivitas pelabuhan sampai 3.000 kontainer. Pada tahun 2012, katanya kemampuan pelabuhan kontainer Soekarno Hatta sebanyak 40 kontainer.  

Sejak diresmikan 2 November 2019, aktivitas di Makassar News Port terus mengalami peningkatan. Jumlah ekspor ke berbagai negara terus meningkat. Jumlah ekspor langsung ke berbagai negara akhir 2018 sebanyak 136 kontainer dan meningkat menjadi 4.000 kontainer Agustus 2019.

Ekspor langsung melalui MNP ini menurut Nurdin Abdullah akan memangkas jangka waktu tempuh ke negara tujuan sampai 14 hari.

"Ekspor ke Jepang dan Eropa sekarang hanya 12 hari dari 26 hari kalau diekspor melalui Surabaya atau Jakarta," jelas Nurdin Abdullah.

Tahapan pembangunan MNP
Tahap I A
• Dibangun 2015 hingga 2018
• Anggaran : Rp 2,51 Triliun
• Panjang: 320 meter
• Kapasitas terpasang 500.000 TEUs

Paket I B 
• Dibangun : 2018 – 2020
• Anggaran  Rp 1,66 triliun 
• panjang 330 meter
• Kapasitas terpasang :  1 juta TEUs

Paket I C
• Dibangun : 2020 – 2022
• Anggaran : Rp2,69 triliun
• Panjang 350 meter 
• Kapasitas terpasang: 1 juta TEUs 

Paket I D 
• Dibangun : 2015 - 2022 
• Anggaran : Rp6,14 triliun 
• panjang : 1.043 meter
Kapasitas terpasang : 

Tahap II 
• Dibangun  2022 – 2025
• Anggaran : Rp10,01 triliun
• panjang 3.380 meter 
• Kapasitas terpasang : 5 juta TEUs 

Tahap III 
• Dibangun : 2022 - 2025 
• Anggaran : Rp66,56 triliun
• panjang : 3.380 meter
• Kapasitas terpasang : 5 juta TEUs. 
• Total dermaga : 9.923 meter
•Total kapasitas terpasang: sebesar 17,5 juta TEUs per tahun.

VIII. ASN 
2.000 ASN Naik Pangkat Otomatis
Sebanyak 2.000 lebih ASN di lingkup Pemerintah Sulsel akan menikmati fasilitas kenaikan pangkat otomatis Oktober 2019. 

Kenaikan pangkat otomatis ini menjadi program pelayanan Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah dan Wakil Gubernur Andi Sudirman Sulaiman.

Menurut Kepala Badan Kepegawaian Sulsel Asri Sahrun Said, dari jumlah 2.000 orang yang akan naik pangkat Oktober 2019 itu, 1.500 orang sudah rampung administrasinya. Hal itu disampaikan Asri Sahrun kepada Gubernur Prof HM Nurdin Abdullah di kantor Dinas Pendidikan Sulsel Jumat 30 Agustus 2019. 

Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah dalam sambutannya mengatakan, perbaikan layanan itu untuk memberi kenyamanan kerja bagi ASN di lingkup Pemprov.

"Tidak ada lagi pegawai yang urus berkas kalau mau naik pangkat. Begitu juga kalau mau pensiun duduk manis di rumah saja nanti datang surat keputusan pensiun" jelas Nurdin Abdullah.

IX. SUTERA 
Wajo Jadi Pusat Kejayaan Sutera 
Pemerintah Sulsel akan memback-up pemerintah Kabupaten Wajo menjadi pusat kejayaan industri sutera di masa mendatang. 

Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah dalam sambutannya pada acara Focus Group Disscussion (FGD) di Kantor Bupati Wajo, Selasa 13 Agustus 2019, mengatakan, sangat prihatin bahwa beberapa komoditas keunggulan Sulsel di antaranya sutera, terdegradasi.

Menurut HM Nurdin Abdullah, pasar sutera di Jawa membutuhkan pasokan benang dari Sulsel yang cukup besar. "Selama ini kita belum mampu memenuhi kebutuhan pasar sutera dalam negeri," tegasnya.

Berdasarkan data asosiasi industri sutera di Wajo, Produksi Wajo, Soppeng, dan Enrekang sebanyak 200 ton benang sutera per tahun. Jumlah ini hanya bisa mengisi sebagian kecil pasar sutera nasional.

X. STUNTING 
Dibawah kendali Gubernur Prof HM Nurdin Abdullah dan Wakil Gubernur Andi Sudirman Sulaiman memberas pertumbuhan kurang normal atau stuting yang menyebabkan generasi berbadan pendek.

Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah bekerjasama Rektor Unhas Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu dan pemerintah kabupaten dan kota di Sulsel sepakat untuk kolaborasi memberantas gegerasi gurang gizi yang menyebabkan stunting.
Pencanangan gerakan melawan stunting itu diteken Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah, Rektor Unhas Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu, Bupati Bone Andi Fahsar M Padjalangi, Bupati Wajo Andi Amran, Bupati Pinrang Andi Irwan Hamid, Bupati Takalar Syamsari Kitta, di Watampone Kabupaten Bone, Selasa 3 September 2019.

XI.  PENYELAMATAN ASET
I. Aset yang ditarik dari YOSS 
• Stadion Mattoanging luas 79.777 meter persegi di Jalan Cendrawasih 
• Stadion Renang Mattoanging Jalan Cendrawasih
• Lapangan bola basket luas 3.882 meter persegi di Karebosi
• Lapangan bola volley luas 3.306 meter persegi di Karebosi
• Lapangan lawn tennis luas 7.542 meter persegi di Karebosi
• Lapangan Pacuan kuda luas 73.880 metet persegi di Parangtambung
• Lapangan tembak di Panaikang
• Gedung Yayasan Stadion luas 1.300 meter persegi Jl Hatimulia 
• Lapangan lawn tennis Rajawali luas 1.700 meter persegi di Jl Lamadulekeng 

II. Stadion Barombong.
III. Jalan Tanjung Bunga.
IV. Gedung Juang 45 Jalan Sultan Alauddin Makassar.
V. Puluhan rumah dinas.
VI. Ratusan hektare lahan kebun dan sawah.

Pemerintah Provinsi Sulsel dibawah kendali Gubernur Prof HM Nurdin Abdullah dan Wakil Gubernur Andi Sudirman Sulaiman kerjasama dengan KPK menyelamatkan aset negara sebesar Rp3,2 Triliun yang bersumber dari Diknas, Dishut, Distamben, Dishub, Dinas Perikanan dan SDM. 

Jumlah itu belum masuk sembilan bidang aset yang dikelola Yayasan Olah Raga Sulawesi Selatan (YOSS) di antaranya kompleks Stadion Mattoanging di Jl Cendrawasih, pacuan kuda di Jl Mallengkeri.

Ada juga aset berupa fasilitas umum dan fasilitas sosial dari PT GMTD 3.35 hektare senilai Rp 2.8 triliun.

Pemerintah Kota Makassar telah berjuang selama 11 tahun untuk mendapatkan fasilitas umum dan fasilitas sosial berupa jalan dari GMTD.

Pemerintah Sulsel yang dipimpin Gubernur Prof HM Nurdin Abdullah dan Wakil Gubernur Andi Sudirman Sulaiman, setahun terakhir, juga menyelamatkan Gedung Juang 45 seluas 4.390 m2 di Jalan Sultan Alauddin Makassar, puluhan unit rumah dinas yang ditempati orang yang tidak lagi berhak, ratusan hektare tanah perkebunan dan sawah yang dikuasai pihak ketiga di beberapa kabupaten.