Sabtu, 17 Agustus 2019 16:47

Blusukan dan Diskusi Terbuka, Cara Ismak Pahami Keinginan Masyarakat

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Muhammad Ismak (kiri) saat berkunjung ke Redaksi Rakyatku.com, Sabtu, 17 Agustus 2019.
Muhammad Ismak (kiri) saat berkunjung ke Redaksi Rakyatku.com, Sabtu, 17 Agustus 2019.

Pengacara nasional yang disebut-sebut akan maju di Pilwalkot Makassar 2020, Muhammad Ismak, mulai rutin bertemu langsung dengan masyarakat.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pengacara nasional yang disebut-sebut akan maju di Pilwalkot Makassar 2020, Muhammad Ismak, mulai rutin bertemu langsung dengan masyarakat.

Hampir setiap pekan, Ismak menyempatkan waktu untuk blusukan di sejumlah titik di Kota Makassar. Tujuannya, guna mendengarkan secara langsung masukan dan aspirasi masyarakat terkait kebutuhan dan kondisi yang mereka alami sehari-hari.

"Jadi saya masuk di lorong-lorong. Bercerita dan diskusi langsung dengan masyarakat. Supaya saya tahu, hal-hal apa yang menjadi keinginan mereka," ungkap Ismak saat berkunjung ke Kantor Redaksi Rakyatku.com di Jalan Pelita Raya II, Makassar, Sabtu (17/8/2019).

Muhammad Ismak (tengah) bersama tim, berfoto dengan Dirut Rakyatku.com, Subhan Yusuf (kedua dari kanan) dan Direktur Rakyatku.com, Mulyadi Abdillah (kedua dari kiri).

Blusukan dan hasil diskusi Ismak dengan masyarakat tersebut, tak berakhir sampai di situ saja. Dirinya juga rutin melakukan dialog dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) dengan berbagai kalangan. Tema yang dibahas pun beragam, namun tak jauh dari fenomena kehidupan masyarakat di Kota Makassar.

"Jadi, dalam FGD itu kita undang mulai dari budayawan, politisi, akademisi, pemuda kreatif, serta kalangan masyarakat lainnya. Kita membincang terkait kondisi masyarakat dan fenomena yang terjadi di Kota Makassar saat ini. Dari situ, saya banyak mendapatkan gambaran seperti apa yang harus kita benahi di kota ini," beber Ketua Umum DPP Asosiasi Advokat Indonesia (AAI) ini.

Rutinitas itu wajar dilakukannya. Sebab, Ismak mengaku mengutamakan gagasan sebagai landasannya untuk maju bertarung nantinya.

"Jadi kita butuh konsep baru untuk mengubah semua ini. Tradisi lama yang sudah terpola, namun justru tidak mencerdaskan masyarakat, akan coba kita ubah dengan mengedepankan pemikiran-pemikiran baru. Kontestasi itu seharusnya bukan tentang siapa yang punya modal finansial yang kuat, tapi tentang siapa yang punya gagasan cemerlang untuk menghadirkan perubahan," pungkasnya.