Jumat, 16 Agustus 2019 23:59

Sekolah Tak Layak Masih Ada di Gowa, Bangunannya Hanya Seng dan Rangka Kayu

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Sekolah tak layak di Gowa.
Sekolah tak layak di Gowa.

Berada di tengah rerimbunan pepohonan di sebuah puncak bukit, sekolah itu berdiri. Bangunan itu tak layak disebut sekolah. Hanya terdiri dari rangka kayu dan atap seng.

RAKYATKU.COM, GOWA - Berada di tengah rerimbunan pepohonan di sebuah puncak bukit, sekolah itu berdiri. Bangunan itu tak layak disebut sekolah. Hanya terdiri dari rangka kayu dan atap seng.

Ada tiga papan tulis berwarna putih. Satu di antaranya sudah bolong-bolong. Pada sebuah papan tertulis dengan cat biru, "SMP Yaspib Borongbulo".

Di tiang balok, ada foto Presiden Joko Widodo di bagian atas, dan di bawahnya dipajang foto Wapres, HM Jusuf Kalla.

Di depan sekolah, ada tiang bambu dan tali plastik. Di ujungnya, berkibar sang merah putih.

Jumat, 16 Agustus 2019. Tadi ada dua guru wanita yang mengajar. 

SMP Yaspib, terletak di Desa Borong Bulo, Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa.

Sekolah swasta yang berada di sebuah puncak gunung di Gowa tersebut, dibangun sejak tahun 2015. Meski sekolah swasta, pihak sekolah mengharapkan bantuan dari pihak luar untuk membangun bangunan yang layak untuk dijadikan sekolah yang aman.

Kepala SMP Yaspib Wahidah mengatakan, empat tahun sejak berdirinya tersebut, belum ada perubahan hingga saat ini. 

"Meski dalam kondisi seperti ini, kami tetap melakukan proses belajar mengajar sambil membenahi ruangan seperti ini. Tapi alhamdulillah, anak-anak sampai sekarang ini sangat antusias untuk belajar. Begitupun dengan para guru," kata Wahidah kepada Rakyatku.com, Jumat (16/8/2019).

Tidak ada bagian di sekolah tersebut yang dapat menjamin keamanan dan kenyamanan siswa dan guru saat belajar mengajar. Meski suasananya yang sejuk karena berada di atas pegunungan, kekhawatiran kadang muncul apabila saat memasuki musim hujan.

Para anak akan berlarian meninggalkan kelas jika tiba-tiba hujan deras, yang akan membasahi buku mereka. Sekolah tersebut hanya memiliki dua kelas yang sama-sama tidak memiliki dinding. Papan tulis kedua kelaspun sudah ada yang berlubang.

Lantainya pun hanya beralaskan tanah dan rumput. Dan hampir sebagian peralatan di sekolah tersebut harus segera diganti.

Namun, semangat anak-anak yang bersekolah, tetap tidak bisa ditandingi. Sejak berdirinya sekolah tersebut, SMP Yaspib sudah melahirkan beberapa alumni.

"Jadi sekolah ini sudah menamatkan sebanyak 3 alumni sama dengan tahun ini. Sekolah kami saat ini ada 3 kelas. Yakni kelas 3 sebanyak 12 siswa, kelas 2 sebanyak 6 siswa, dan kelas 1 sebanyak 7 siswa. Kalau yang kelas 3, kelasnya sendiri. Sedangkan kelas 1 dan 2 itu digabung," tambah Wahidah.

Para siswa pun tidak dibebankan biaya apapun selama proses belajar mengajar. Dikarenakan para orang tua siswa bermata pencaharian petani yang memiliki penghasilan yang tidak menentu.