Senin, 05 Agustus 2019 16:12
Mengenang Ichsan Yasin Limpo (1)

IYL Pergi dengan Senyum, Ingin Punya Klub Sepakbola

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Adnan Purichta Ichsan memberi hormat kepada ayahnya, Ichsan Yasin Limpo.
Adnan Purichta Ichsan memberi hormat kepada ayahnya, Ichsan Yasin Limpo.

Gajah meninggalkan gading. Manusia meninggalkan nama. Pameo ini, tampaknya tepat menggambarkan sosok Ichsan Yasin Limpo, almarhum. 

RAKYATKU.COM - Gajah meninggalkan gading. Manusia meninggalkan nama. Pameo ini, tampaknya tepat menggambarkan sosok Ichsan Yasin Limpo, almarhum. 

Sejak mengembuskan napas terakhir di Negeri Sakura, ribuan warga merasa kehilangan.  Karangan bunga berjubel di sepanjang jalan. Jalan Haji Bau, lokasi kediaman orang tuanya, bahkan ditutup total. 

Tokoh-tokoh nasional dan lokal, secara khusus hadir. Mereka memberikan penghormatan kepada Punggawa, demikian ia akrab disapa.

Di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Wapres Jusuf Kalla, Ketua DPP Nasdem Surya Paloh, Mentan Amran Sulaeman dan sejumlah menteri lainnya hadir. 

Gubernur Nurdin Abdullah, Wagub Sudirman Sulaeman, sejumlah bupati, juga turut hadir di rumah duka.  

Bahkan, masyarakat dari pelosok pun tak mau ketinggalan. 

Tak ayal, saat pemakaman, ribuan warga tumpah ruah mengiringi jenazahnya ke tempat peristirahatannya yang terakhir. 

Pun ribuan warga silih berganti hadir di hari takziah. Malah, ada yang bersila di aspal karena kursi dan karpet tak muat lagi.

Tak salah kalau banyak komentar memujinya. "Beliau memang tokoh. Ya, tokoh yang dicintai." 

Pergi dengan Senyuman

Sang putra, Adnan Purichta Ichsan berkisah, ia masih sempat menemani Papa-nya (demikian ia akrab memanggil IYL) sampai dini hari. Sampai pukul 05.00 (jam tangan merujuk WITA), kata dia.

Papa, lanjut Adnan, berkisah banyak hal. "Saat itu, kami begadang.  Sampai, sempat nonton sepak bola. Nah, di situ muncul keinginan Papa  untuk memiliki klub sepakbola," kisah Adnan, yang juga Bupati Gowa.

Adnan pun berjanji untuk mencarikan klub sepakbola. Mempertemukannya dengan ofisial. Juga, lain-lain yang terkait dengan klub. 

Hanya, ia meminta satu hal ke sang ayahanda; semangat untuk sembuh! .

"Tapi, sembuhmiki dulu Papa," kata Adnan, kepada Sang Ayahanda.

"Betulko nah," timpal Punggawa dengan gaya khasnya,  yang kemudian diiyakan Adnan. 

Setelah Adnan mengiyakan, Punggawa pun mulai memejamkan mata.  

"Saya sempat mengecek tensi, pernapasan, dan lain-lain. Semua normal. Kebetulan,  ibu saya (Hj. Novita Madonza Amu) dan adik (Roidah Halilah Falih Ichsan--adik kandung Adnan), sudah siap gantikan saya," kenang Adnan.

Di Jepang, kata Adnan, orang sakit hanya boleh dijaga maksimal dua orang. Bahkan, kata dia, justru pasien banyak yang tidak dijaga. Karena aturannya hanya dua orang, maka keluarga memutuskan untuk menjaga Punggawa secara bergantian. 

"Papa, saya istirahat dulu di apartemen ya," kata Adnan kepada Punggawa. 

"Papa mengangguk dan memberi kode 2 jempol," tambahnya.

Saat ganti jaga itulah IYL, kritis. Dinyatakan kritis sekira pukul 06.00 dan mengembuskan napas pukul 07.30. 

"Papa pergi dengan senyuman," katanya, sambil memperlihatkan foto.

Kepergian IYL dengan senyuman juga disampaikan kakak kandung IYL, Syahrul Yasin Limpo. 

SYL,--gubernur Sulsel dua periode--, menyampaikan bahwa sang adik pergi dengan senyum. Bahkan, kata dia, senyuman itu makin jelas usai jenazahnya dimandikan.

SYL pun mengaku bersyukur memiliki adik seperti Ichsan. Di mata SYL, Ichsan adalah sosok yang punya prinsip. Untuk sebuah kebenaran dan pengabdian, Ichsan sangat tegas. Dan, tidak akan pernah mundur sejengkal pun kalau itu dianggap demi kepentingan rakyat. Siapa pun yang dihadapi. 

"Bahkan, Ichsan rela memilih langkah berisiko dan mengabaikan hal hal populer untuk sebuah keyakinan yang dianggap benar," ungkap SYL. 

SYL juga menuturkan bahwa Ichsan punya jiwa sportif. Ia mencontohkan saat pilgub lalu. "Saat beberapa lembaga survei melansir hasil, Ichsan dengan sportif mengakui keunggulan pemenang," tandas SYL, yang juga akrab disapa Komandan.

Suasana takziah hari ketiga meninggalnya Ichsan Yasin Limpo di kediaman orang tua Ichsan di Jl Haji Bau, Makassar. (Foto: Handout SYL)

Tak ayal, SYL pun menyampaikan terima kasih atas sambutan dan penghargaan yang diberikan kepada IYL dan keluarga besarnya.

"Kami keluarga ingin menyampaikan terima kasih kepada Pak Wapres Jusuf Kalla, Pak Surya Paloh, para menteri, gubernur, wagub, dan semuanya. Kami juga sangat berterima kasih, sampai takziah ketiga, masyarakat begitu antusias. Bahkan, sampai bersila di aspal saat mengadiri takziah. Sekali lagi, terima kasih banyak."

Dua Kali Salat Tahajud

"Jangan sedih. Saya tidak akan kalah dengan kanker. Hanya ajal yang bisa kalahkan saya." Demikian pesan Ichsan kepada keluarganya.

Dengan penuh semangat, Punggawa melawan penyakitnya. Tak memperlihatkan rasa sakit. Dan, tetap semangat.

Kepada Adnan, ia sempat meminta waktu untuk salat tahajud. Memohon kepada Sang Maha Pencipta, apa yang terbaik. 

"Dua kali Papa meminta waktu salat tahajud," kenang Adnan. 

Namun, takdir sudah digariskan. IYL, tokoh yang sangat konsen terhadap kemanusian dan pendidikan, harus pergi untuk selama-lamanya. Ya, menghadap Sang Pencipta. 

Di akhir perbincangan, Adnan tak lupa mengucapkan banyak terima kasih. Terima kasih atas doa. Juga proses penyambutan, pemakanan, sampai takziah yang begitu luar biasa untuk Sang Ayahanda.

 Adnan juga meminta maaf jika ada khilaf. 

"Maafkan juga kalau ada khilaf Papa selama hidupnya" kata Adnan, penuh harap.  (*)

PENULIS: SUBHAN YUSUF (DIRUT RAKYATKU.COM)