Senin, 15 Juli 2019 16:45

Terkepung, Logistik Ali Kalora Mulai Menipis

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ali Kalora (tengah) bersama pengikutnya.
Ali Kalora (tengah) bersama pengikutnya.

Penerus Santoso, Ali Kalora yang saat ini memimpin kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT), sudah terkepung oleh Satuan Tugas (Satgas) Tinombala di daerah Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. 

RAKYATKU.COM, PARIGI - Penerus Santoso, Ali Kalora yang saat ini memimpin kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT), sudah terkepung oleh Satuan Tugas (Satgas) Tinombala di daerah Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. 

Jalur Ali Kalora Cs untuk turun meminta logistik ke masyarakat, juga sudah diblokir. Sehingga dipastikan tiga bulan ke depan, kelompok yang tersisa 9 orang ini, akan menyerah.

Demikian disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo.

"Sudah diketahui titik koordinatnya, sudah dikepung oleh tim gabungan TNI-Polri, semua jalur-jalur klasik, baik jalur melalui sungai, jalur langsung ke arah masyarakat semua sudah dikepung," kata Dedi sebagaimana dilansir dari Kompas, Senin (15/7/2019). 

Selain tersisa 9 personel, kelompok itu lanjut Dedi, juga hanya memiliki dua pucuk senjata rakitan laras pendek. 

Pasca tewasnya Santoso, Ali Kalora didaulat sebagai amir MIT. Dia diduga terlibat kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap penambang emas RB alias A (34), sekitar akhir tahun 2018. 

Polisi menduga, RB alias A dibunuh oleh anggota kelompok tersebut. Saat aparat membawa jenazah RB alias A turun, mereka ditembaki sekelompok orang bersenjata yang diduga kelompok Ali Kalora, pada 31 Desember 2018.

Penembakan dilakukan saat salah seorang petugas hendak menyingkirkan kayu dan ranting pohon yang menghalangi jalan. 

Kontak tembak aparat dengan kelompok teroris tak terhindarkan sehingga menyebabkan dua petugas yakni Bripka Andrew dan Bripda Baso terluka.