Senin, 08 Juli 2019 17:36

Tolak Pindah ke Boyong, Pedagang Pasar Tamanroya Lama Memilih Tertib

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Suasana di Pasar Tamanroya yang sudah lebih teratur.
Suasana di Pasar Tamanroya yang sudah lebih teratur.

Rencana Pemerintah Kabupaten Jeneponto memindahkan pedagang Tamanroya Lama ke Boyong, Kelurahan Tonrokassi Timur, menemui kendala.

RAKYATKU.COM,JENEPONTO - Rencana Pemerintah Kabupaten Jeneponto memindahkan pedagang Tamanroya Lama ke Boyong, Kelurahan Tonrokassi Timur, menemui kendala.

Pemindahan itu dijadwalkan Agustus 2019. Namun, pedagang menolak. Mereka memilih menata ulang tempat jualan mereka.

Dari pantauan wartawan Senin pagi (8/7/2019), para pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Tamanroya lama semakin tertata dengan baik.

Para pedagang yang sebelumnya tidak tertata, kali ini sejumlah pedang sudah teratur dengan baik. Dipisahkan mulai dari penjual sayuran, ikan, pakaian, dan penjual bahan campuran.

Salah seorang pedagang, Daeng Rasyid mengatakan penertiban pasar ini atas inisiatif bersama. Termasuk tokoh masyarakat dan forum pedagang pasar Tamanaroya lama.

"Kita tertibkan supaya kelihatan bagus dan teratur. Pedagang yang di depan pasar kita suruh cari tempat di belakang yang masih kosong. Kami sangat kasihan masyarakat Tamanroya karena 90 persen kesehariannya cuma di pasar. Pasar Tamanroya ini kurang lebih 60 tahun menghidupi anak-anak mereka mencari nafkah," katanya.

Dia mengatakan, pedagang tidak mau pindah karena tidak ada tempat yang disediakan di Pasar Boyong. Menurutnya, hanya orang-orang luar saja yang dapat tempat.

Salah seorang pedagang kaki lima, Majid Daeng Sikki mengatakan, pasar ini tidak jadi pindah karena pedagang tidak mau pindah.

"Pasar tidak jadi pindah. Itu bukan saya yang bilang nah tetapi pemerintah sendiri yang mengatakan pasar tidak akan pindah. Jadi kata-kata itu kami pegang," ucap Daeng Sikki.

Kata dia, pemerintah yang baik tidak mungkin mau melihat rakyatnya menderita. Makanya pedagang tidak mau pindah karena di pasar ini cukup nyaman mereka rasakan sampai saat ini.

"Jadi kami yakin pemerintah tidak mungkin memaksa kami untuk pindah. Hidup kami hanya di pasar bersama dengan pedagang pasar lainnya mulai dari anak cucu-cucu kami," kata dia.