RAKYATKU.COM - Warga di beberapa wilayah di Jawa Timur merasakan perubahan suhu yang ekstrem. Pada malam hari, suhu udara pernah mencapai 14 derajat celcius.
Sementara pada siang hari, matahari bersinar amat terik. Biasanya di angka 30 derajat celcius sehingga terasa sangat menyengat.
Kondisi ini antara lain dirasakan di Malang, Jawa Timur. Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Karangploso, Kabupaten Malang, Aminudin Al Roniri menjelaskan, fenomena dinginnya udara di Malang saat musim kemarau merupakan hal yang wajar dan biasa terjadi.
"Normalnya memang begini. Memang musim kemarau itu ditandai dengan kondisi suhu yang dingin malam hari, puncaknya pagi hari," ujar dia seperti dikutip dari Okezone, Senin (24/6/2019).
Namun cuaca tersebut akan berubah cepat di siang hari, suhu udara siang hari di Malang akan terasa lebih panas. Dari laporan yang terpantau di Stasiun Klimatologi Karangploso, suhu udara saat siang hari mencapai 30 derajat celcius.
Kelembapan udara berkisar 50 hingga 95 persen. Angin bertiup dari arah timur menuju tenggara dengan kecepatan 05 hingga 35 kilometer per jam.
Aminudin menambahkan, rata-rata suhu di Malang saat ini masih permulaan. Suhu lebih dingin diperkirakan akan dijumpai pada Juli hingga Agustus mendatang. Bulan Agustus diperkirakan menjadi puncak musim kemarau dan rata-rata suhu di malam dan pagi hari akan terasa lebih dingin lagi.
Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda telah mengeluarkan imbauan kepada warga untuk mewaspadai suhu dingin dan angin kencang saat musim kemarau.
Kasie Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto mengatakan saat musim kemarau, berhembus angin muson timur tenggara membawa massa udara dari Benua Australia yang bersifat dingin dan kering.
"Sehingga secara umum, kondisi wilayah Jawa Timur yang sebagian besar sudah masuk musim kemarau akan bersifat panas dan kering pada siang hari. Sedangkan untuk malam hari dan pagi hari akan dingin," ujar Teguh.
Ia menjelaskan suhu dingin pada musim kemarau disebabkan karena saat musim kemarau cerah dan tidak ada tutupan awan. Radiasi sinar matahari yang diterima oleh bumi, akan dipancarkan kembali ke angkasa pada malam harinya.
"Karena tidak ada tutupan awan, maka energi tersebut akan diteruskan secara besar-besaran ke luar angkasa. Sehingga membuat bumi menjadi dingin. Dan fenomena ini akan terjadi hingga bulan Agustus," jelasnya.