Kamis, 20 Juni 2019 17:13

Pemkab Bulukumba Serahkan 18 Ribu Kartu Keluarga Sejahtera, Ditukar Telur dan Beras

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pemkab Bulukumba Serahkan 18 Ribu Kartu Keluarga Sejahtera, Ditukar Telur dan Beras

Pemerintah Kabupaten Bulukumba melalui Dinas Sosial mendistribusikan kartu program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM). 

RAKYATKU.COM, BULUKUMBA - Pemerintah Kabupaten Bulukumba melalui Dinas Sosial mendistribusikan kartu program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM). 

Pendistribusian ditandai dengan penyerahan Kartu Kombo atau Kartu Keluarga Sejahtera secara simbolis oleh Bupati AM Sukri Sappewali di aula Kantor Camat Ujungloe, Kamis (20/6/2019).

BPNT ini adalah terobosan pemerintah yang merupakan transformasi dari program bantuan sosial beras sejahtera dalam upaya mengurangi beban pengeluaran masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan, serta memberikan nutrisi yang lebih seimbang kepada masyarakat.

BPNT adalah bantuan sosial pangan yang disalurkan dalam bentuk non tunai dari pemerintah kepada  KPM setiap bulannya melalui mekanisme transaksi elektronik yang digunakan hanya untuk membeli bahan pangan di pedagang bahan pangan atau disebut E-Warong.

Menurut Kabid Fakir Miskin Dinas Sosial Bulukumba, Muh Ardi, jumlah KPM yang menerima kartu sebanyak 18.118 yang terdiri atas KPM PKH sebanyak 11.028 dan KPM Non PKH sebanyak 7.090 se-Kabupaten Bulukumba. 

Nilai bantuan yang diterima oleh KPM, kata Ardi, sebesar Rp100 ribu yang dapat ditukar dengan beras atau pun telur di toko atau warung yang telah ditunjuk yang tersedia di setiap desa/kelurahan.

“Caranya mudah, kartu hanya digesek pada alat transaksi non tunai sehingga pemilik kartu tidak memegang uang tunai,” bebernya.

Bupati AM Sukri Sappewali menyampaikan program BPNT ini adalah bentuk perhatian pemerintah dalam membantu masyarakat yang terkategori miskin dalam memenuhi kebutuhan pangannya. Sistemnya sudah makin baik, sehingga tidak disalahgunakan atau salah peruntukan.

"Bantuan itu hanya diperuntukkan untuk mendapatkan beras atau telur, bukan untuk barang yang lain. Sisa diatur, kalau kebutuhannya lebih banyak beras, tentu yang diambil lebih banyak beras dibanding telur," tukasnya.

Usai menyerahkan kartu secara simbolis, AM Sukri Sappewali menyaksikan proses transaksi yang dilakukan oleh KPM dengan pedagang yang telah ditunjuk oleh Bank Mandiri sebagai mitra.

Pedagang tersebut menyiapkan telur dengan dua harga, Rp40 ribu per rak dan Rp45 ribu per rak. Sedangkan beras yang disiapkan senilai Rp7 ribu per liter.